Suara.com - Pemain keturunan Indonesia, Jairo Riedewald, gagal melanjutkan kariernya di Spanyol usai klub kasta kedua, Leganes, menolak untuk merekrutnya secara gratis.
Jairo Riedewald ditawarkan ke Leganes karena statusnya yang saat ini tengah menganggur pasca-dilepas oleh klub Belgia, Royal Antwerp.
Royal Antwerp memutuskan tak memberinya kontrak baru karena kondisi dan performanya dianggap mengecewakan pihak klub.
“Cedera dan penampilan mengecewakan telah menghalangi pemain asal Belanda itu (Jairo) untuk tampil mengesankan,” tulis laporan media Belgia, Voetbalnieuws.
Karena kontraknya berakhir, pemain berusia 28 tahun itu harus menganggur karena tak kunjung mendapatkan klub baru.
Namun belakangan ini eks Ajax Amsterdam itu memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelabuhan baru usai ditawarkan ke Leganes.
Nahas kesempatannya mendapat klub baru itu harus sirna dengan cepat setelah Leganes menolak merekrutnya dengan alasan gaji yang besar.
“Leganes telah mencoret kemungkinan merekrut Jaïro Riedewald,” bunyi cuitan akun @LegaFantasy di X.
“Pemain yang saat ini berstatus bebas transfer ini sempat ditawarkan kepada klub, tetapi kesepakatan tersebut akhirnya gagal karena tuntutan finansialnya yang tinggi,” lanjut cuitan itu.
Baca Juga: Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Diketahui, Jairo memiliki bayaran sebesar 473 ribu poundsterling (Rp10,2 miliar) per tahunnya bersama Royal Antwerp.
Jika masih meminta nominal yang sama, maka Jairo akan menjadi pemain dengan bayaran termahal kedua di Leganes.
Dengan riwayat cederanya, kondisi, serta performanya di Royal Antwerp, Leganes tentu berpikir dua kali untuk menjadikan Jairo pemain termahal kedua di klub.
Karena batal direkrut, Jairo pun harus rela mencari klub baru dalam waktu cepat. Apalagi di beberapa negara di Eropa, musim 2025-2026 akan segera bergulir.
Terlepas dari kabar tersebut, Jairo Riedewald mengalami penurunan karier yang amat drastis akibat cedera yang terus menimpanya.
Saat pertama kali muncul pada musim 2013-2014 bersama Ajax Amsterdam, Jairo dianggap sebagai salah satu bintang masa depan Belanda.
Bahkan performa apiknya di usia muda membuat Jairo mampu menembus Timnas Belanda senior di usia 18 tahun dan menjadi andalan Ajax.
Nahas cedera lutut yang didapatnya pada musim 2014-2015 membuat kariernya harus merosot tajam. Cedera lutut itu terus menghantuinya hingga 2017.
Karena cederanya yang kerap kambuh dan membuat performanya terganggu, Ajax menjualnya ke klub Inggris, Crystal Palace.
Alih-alih bisa mengembalikan sentuhannya, cedera yang kerap kambuh itu membuat Jairo jarang bermain bagi The Eagles.
Pemain yang berposisi gelandang bertahan ini baru bisa bermain semusim penuh pada musim 2020-2021, yakni dengan mencatatkan 33 penampilan di Premier League.
Setelahnya, Jairo kembali banyak menepi akibat cedera dan membuat Crystal Palace melepasnya ke Royal Antwerp pada musim panas 2024 secara gratis.
Di Liga Belgia, Jairo diharapkan bisa menemukan kembali sentuhannya. Tapi apa daya, ia harus memulai petualangannya di Royal Antwerp dengan cedera hamstring dan menepi selama tiga bulan.
Alhasil Royal Antwerp melepasnya di akhir musim 2024-2025 dan membuat Jairo kini berstatus pengangguran karena tak memiliki klub.
Merosotnya karier Jairo ini pun juga berimbas pada kiprahnya di tim nasional. Sejak 2016, dirinya tak lagi pernah merasakan pemanggilan ke Timnas Belanda.
Karena punya darah keturunan Indonesia, banyak yang berharap agar PSSI mau menaturalisasi Jairo yang punya label pemain keturunan Grade A.
Tapi PSSI justru memilih tak bergerak lebih jauh. Usut punya usut, administrasi Jairo disebut-sebut lebih rumit ketimbang kasus Maarten Paes yang sempat mampir ke meja Badan Arbitrase Olahraga (CAS).
Felix Indra Jaya