Suara.com - Pecinta sepak bola Tanah Air menemukan fakta menarik soal riwayat buruk Thom Haye yang membuatnya susah mendapat klub baru. Apa riwayat buruknya tersebut?
Thom Haye menjadi salah satu pemain keturunan Timnas Indonesia yang belum mengetahui masa depannya jelang bergulirnya musim 2025-2026.
Saat ini, pemain berusia 30 tahun itu masih berstatus tanpa klub usai memutuskan tak memperpanjang kontraknya bersama Almere City.
Haye memilih tak memperpanjang kontraknya dengan Almere City setelah tim berjuluk The Black Sheep itu terdegradasi dari Eredivisie 2024-2025.
Karena statusnya yang saat ini tanpa klub atau bebas transfer, sejatinya tanda tangan Haye bisa saja diperebutkan oleh klub-klub Belanda lainnya.
Pasalnya ia memiliki segudang pengalaman di kasta teratas Belanda dan juga punya kualitas mumpuni sebagai seorang gelandang tengah.
Tak hanya klub Belanda, pamor Haye sejatinya juga bisa menarik atensi klub-klub Indonesia untuk merekrutnya secara gratis di bursa transfer musim panas 2025.
Akan tetapi hingga artikel ini dibuat belum ada klub Belanda dan Indonesia yang tertarik meminang eks pemain SC Heerenveen itu.
Kesulitan yang dirasakan Haye untuk mendapatkan klub baru ternyata menarik atensi pecinta sepak bola Tanah Air.
Baca Juga: Ini fitnah Keji Perselingkuhan Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Sampai Bahas Hubungan Intim sama..
Bahkan pecinta sepak bola Tanah Air mulai menyadari riwayat buruk yang dimilikinya, sehingga kesulitan mendapat klub baru. Apa riwayat buruk itu?
Terlalu Selektif?
Sepanjang kariernya, Thom Haye telah membela tujuh klub berbeda, yakni AZ Alkmaar, Willem II, Lecce, ADO Den Haag, NAC Breda, SC Heerenveen, dan Almere City.
Dari ketujuh klub yang pernah dibelanya tersebut, tercatat Haye tiga kali terlambat bergabung klub barunya pada bursa transfer.
Haye tercatat terlambat bergabung ADO Den Haag. Ia baru bergabung pada 12 September 2019, saat dirinya berstatus bebas transfer.
Lalu dirinya juga terlambat bergabung SC Heerenveen, yakni di akhir bursa transfer musim dingin 2022, meski dirinya sudah mengisyaratkan hengkang dari NAC Breda sejak jauh-jauh jari.
Terakhir Haye kembali telat bergabung Almere City, yakni pada pertengahan September 2024, saat dirinya sudah berstatus bebas transfer sejak 1 Juli 2024.
Kebiasaan yang terus berulang ini membuat Haye disebut-sebut sebagai pemain selektif dan penuh perhitungan soal kariernya.
Selain karena selektif, muncul anggapan jika Haye belum mendapat klub baru karena permintaan gajinya yang tinggi ke peminatnya.
Sekadar informasi, pemain yang berstatus bebas transfer biasanya meminta bayaran lebih tinggi dan komisi agen karena klub peminatnya tak perlu mengeluarkan biaya transfer.
Hal ini terbukti dari kontrak terakhir Haye di Almere City, di mana dirinya menjadi pemain dengan gaji tertinggi, yakni 400 ribu euro (Rp7,5 miliar) per musimnya bersama empat pemain lainnya.
Permintaan gaji tinggi dari Haye ini diyakini membuat klub-klub lain, utamanya klub-klub Belanda, enggan memboyongnya meski memiliki kualitas yang mumpuni.
Selain itu usia Haye yang sudah lewat 30 tahun membuat beberapa klub lebih memilih berinvestasi ke pemain muda yang bisa dibayar dengan harga lebih murah.
Hingga artikel ini dibuat, belum ada kabar teranyar mengenai klub yang meminati jebolan akademi AZ Alkmaar itu.
Menurut kabar terakhir, Haye sejatinya bersedia kembali ke NAC Breda. Tapi beberapa orang yang ada di mantan klubnya itu menolak kedatangannya.
“Bagaimana pun, beberapa orang di dalam klub tidak begitu yakin untuk reuni (dengan Haye),” kata jurnalis Belanda, Joost Blaauwhof, dikutip dari Fean Online.
Felix Indra Jaya