Krisis Persiapan Timnas Indonesia: Pemain Eropa Telat Gabung, Ancaman Set-Piece Arab Saudi Mengintai

Arief Apriadi Suara.Com
Selasa, 16 September 2025 | 22:10 WIB
Krisis Persiapan Timnas Indonesia: Pemain Eropa Telat Gabung, Ancaman Set-Piece Arab Saudi Mengintai
Persiapan Timnas Indonesia minim karena pemain Eropa baru bergabung dua hari jelang laga kontra Arab Saudi. [ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/mrh/bar]
Baca 10 detik
  • Persiapan Timnas Indonesia minim karena pemain Eropa baru bergabung dua hari jelang laga kontra Arab Saudi.
  • Shin Tae-yong sudah pernah memperingatkan kelemahan Garuda dalam mengantisipasi bola mati.
  • Arab Saudi kini diperkuat Nicolas Jover, spesialis set-piece Arsenal, yang bisa jadi senjata mematikan melawan Indonesia.

Suara.com - Timnas Indonesia tengah menghadapi jalan terjal jelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Bukan hanya soal persiapan yang timpang, Garuda juga dihantui masalah lama: rapuh menghadapi bola mati, yang pernah jadi mimpi buruk saat dibantai Australia di Sydney, Maret 2025 lalu.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan kabar kurang menyenangkan terkait pemusatan latihan (TC) skuat Garuda.

Ia memastikan sebagian besar pemain yang berkarier di Eropa baru bisa mendarat di Indonesia atau Arab Saudi pada 6 Oktober 2025.

Padahal, laga pembuka kontra tuan rumah Arab Saudi di King Abdullah Sports City Stadium akan digelar hanya dua hari setelahnya.

“Tentu banyak pemain juga yang baru bisa mendarat yang bermain di Eropa itu tanggal 6 (Oktober),” kata Erick Thohir di Stadion GBK, Selasa (16/9/2025).

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (pssi.org)
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. (pssi.org)

Kondisi ini membuat Patrick Kluivert dan staf kepelatihan kesulitan mematangkan strategi.

“Jadi seperti di Australia tanggal 7 latihan tanggal 8 main,” lanjut Erick, mengingatkan pengalaman buruk kala Garuda dibantai 1-5 oleh Australia di Sydney karena minim persiapan.

Shin Tae-yong, pelatih sebelumnya, pernah menyoroti kelemahan Timnas Indonesia dalam mengantisipasi bola mati.

Baca Juga: Liga Champions Asia Elite Jadi Ajang Bentrok Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia dan Malaysia

Ia menyebut kekalahan telak dari Australia pada Maret lalu banyak disebabkan buruknya organisasi pertahanan menghadapi set-piece.

“Sangat disayangkan sekali kita kebobolan dari set-piece, mungkin karena pelatih Patrick enggak punya banyak waktu latihan antisipasi dari set-piece,” ujar STY pada Maret lalu.

Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (Instagram/@republikindonesia)
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (Instagram/@republikindonesia)

Menurutnya, minim waktu persiapan membuat Garuda terlalu sering lengah dalam momen bola mati.

Celah ini kini bisa kembali terbuka, apalagi lawan yang dihadapi adalah Arab Saudi dengan tambahan amunisi baru.

Media Riyadiya TV melaporkan bahwa Arab Saudi resmi merekrut Nicolas Jover, pelatih spesialis bola mati Arsenal.

Sejak bergabung dengan The Gunners pada 2021, Jover telah membantu tim London Utara mencetak lebih dari 70 gol lewat skema set-piece.

Dengan kombinasi skill individu pemain Saudi dan racikan strategi bola mati kelas Eropa, ancaman untuk Indonesia semakin nyata.

Bukan tidak mungkin Garuda kembali “dihukum” lewat skema bola mati seperti yang sudah diingatkan Shin Tae-yong sejak lama.

Timnas Indonesia tergabung di Grup B bersama Arab Saudi, Irak, Jepang, dan Bahrain.

Hanya dua tim teratas yang berhak lolos otomatis ke putaran final. Setiap poin sangat krusial, sehingga kekalahan akibat kelengahan bola mati bisa jadi penyesalan besar.

Setelah melawan Arab Saudi pada 8 Oktober, tiga hari berselang Garuda akan kembali turun menghadapi Irak di stadion yang sama.

Situasi pelik ini membuat Kluivert harus bekerja ekstra cepat menutup lubang kelemahan sebelum mimpi buruk Sydney benar-benar terulang.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI