-
Amerika Serikat memblokir visa delegasi sepak bola Iran untuk hadir di undian Piala Dunia 2026
-
Keputusan ini memicu kontroversi karena dianggap bertentangan dengan janji FIFA
-
Kasus Iran disorot sebagai bukti standar ganda politik dalam sepak bola global
Suara.com - Panggung politik global kembali membayangi perhelatan akbar Piala Dunia 2026. Amerika Serikat sebagai salah satu negara tuan rumah, secara resmi telah memblokir kehadiran delegasi sepak bola Iran untuk menghadiri acara undian grup turnamen tersebut.
Menurut laporan akun X @RyanRozbiani, penolakan visa ini berlaku menyeluruh, mencakup presiden federasi, pelatih kepala, dan tujuh anggota staf senior lainnya.
Keputusan ini sontak menjadi kontroversi, terutama karena bertentangan dengan janji yang sebelumnya diberikan oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino yang memastikan partisipasi Iran dan penyelesaian masalah visa.
Langkah AS ini sontak memicu perdebatan sengit dan tuduhan adanya standar ganda dalam tata kelola sepak bola dunia.
Sorotan utama tertuju pada perbandingan perlakuan yang diterima Iran dengan negara-negara lain yang juga terlibat dalam konflik.
Sebagai contoh FIFA hanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk menjatuhkan sanksi larangan bermain bagi Rusia setelah invasi ke Ukraina.
Namun, perlakuan berbeda ditunjukkan terhadap Israel, yang tetap diizinkan berkompetisi di berbagai ajang meskipun melakukan serangan brutal yang menghancurkan Gaza dan menelan korban sipil.
Sementara itu, Iran kini justru dihalangi untuk berpartisipasi dalam agenda resmi sekelas undian Piala Dunia karena alasan politik.
Kritik utama tertuju pada sistem yang sama, mekanisme politik yang digunakan untuk menghalangi kehadiran pejabat Iran justru memberikan kelonggaran bagi Israel untuk tetap berlaga seolah tidak terjadi apa-apa.
Baca Juga: Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Diprediksi Cuma 7 Persen
Situasi inilah yang oleh banyak pihak disebut sebagai bentuk kemunafikan dalam panggung olahraga internasional.
Insiden ini sekali lagi menyoroti betapa sulitnya memisahkan olahraga dari politik, di mana nasib sebuah tim nasional dapat ditentukan oleh ketegangan diplomatik antarnegara.
Adapun Iran lolos ke Piala Dunia 2026 secara otomatis usai menjadi juara Grup A di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.