- Arab Saudi memiliki titik lemah jelas di dua periode waktu krusial.
- Timnas Indonesia sudah membuktikan mampu memanfaatkan celah tersebut.
- Strategi serangan cepat dan transisi agresif bisa jadi kunci sukses Indonesia di Jeddah.
Suara.com - Menjelang laga Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia harus jeli memanfaatkan celah pertahanan Arab Saudi.
Berdasarkan analisis data sepanjang 2025, skuad asuhan Herve Renard memiliki pola kebobolan yang bisa dimaksimalkan Garuda.
Dalam 10 pertandingan terakhir, Arab Saudi hanya kebobolan delapan gol, namun distribusinya memperlihatkan pola mencolok.
Green Falcons paling sering kemasukan pada dua periode krusial: akhir babak pertama (menit 31–45) dan awal babak kedua (menit 46–60).

Contohnya terlihat ketika mereka menghadapi Makedonia Utara dan Australia. Aleksandar Trajkovski mencetak gol pada menit ke-40, sedangkan Connor Metcalfe menambah luka Arab Saudi di menit ke-42.
Setelah turun minum, Mitchell Duke dan Alexis Vega juga sukses menambah gol ke gawang mereka di menit ke-48 dan 49.
Kecenderungan ini membuktikan fokus lini belakang Arab Saudi kerap menurun menjelang dan sesaat setelah jeda babak.
Pola tersebut seharusnya menjadi peluang emas bagi Indonesia yang dikenal cepat beradaptasi dan agresif dalam transisi menyerang.
Menariknya, dua gol Marselino Ferdinan ke gawang Arab Saudi pada pertemuan terakhir di SUGBK, November 2024, tercipta di dua periode rentan tersebut, menit ke-32 dan ke-57.
Baca Juga: Nilai Pasar Timnas Indonesia Meroket Tajam! Lebih Mahal dari Irak, Setara Arab
Gol pertama lahir dari sepakan keras dalam kotak penalti, sementara gol kedua melalui serangan balik cepat hasil kerja sama dengan Calvin Verdonk.
Momen itu menjadi bukti nyata bahwa skuad Garuda tahu kapan harus menyerang.
Jika strategi serupa diterapkan Patrick Kluivert di Jeddah nanti, peluang Indonesia mencuri poin bahkan memenangkan laga terbuka lebar.
Kontributor : Imadudin Robani Adam