- PSSI belajar dari era Patrick Kluivert yang tak diberi target, menyebabkan ketidakjelasan performa.
- Pelatih baru wajib menerima target konkret dari federasi, termasuk Piala Asia hingga FIFA ASEAN Cup.
- Federasi tetap mencari pelatih yang sesuai karakter skuad Timnas yang banyak berisi pemain keturunan.
Suara.com - PSSI akhirnya terang-terangan mengakui bahwa pengalaman bersama Patrick Kluivert memberi pelajaran besar.
Pada era Kluivert, federasi tidak menetapkan target jelas—termasuk soal peluang lolos ke Piala Dunia 2026—dan hal ini disebut menjadi evaluasi penting dalam proses pencarian pelatih baru Timnas Indonesia.
Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, menegaskan bahwa kesalahan serupa tidak boleh terulang.
Ia mengatakan bahwa pelatih baru wajib menerima target terukur sejak tanda tangan kontrak.
![Wakil Ketua PSSI Zainudin Amali saat hadir dalam konferensi pers di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (6/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/06/86022-pssi-resmi-pecat-sty-preskon-pssi-zainudin-amali.jpg)
“Tentu federasi harus ada target, ada target-target apa yang harus dicapai dan lain sebagainya,” kata Zainudin Amali dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV.
“Tidak bisa dilepas 'sudah silahkan kamu melatih tanpa ada target'. Nah, itu harus ada target,” lanjut Amali.
Kesadaran ini menjadi momentum perubahan strategi federasi.
PSSI ingin memastikan pelatih kepala memiliki arah kinerja yang jelas, bukan sekadar memimpin latihan dan pertandingan tanpa parameter evaluasi.
Selain target kompetisi, Amali juga menekankan pentingnya kecocokan filosofi bermain.
Baca Juga: Emil Audero Sudah Lakukan Penyelamatan Sulit, Cremonese Tetap Kalah dari AS Roma
Timnas Indonesia saat ini dihuni banyak pemain keturunan Belanda, dan hal itu menuntut pelatih yang memahami karakteristik teknis dan gaya permainan khas para pemain tersebut.
Kelima kandidat pelatih yang telah masuk daftar pendek PSSI pun akan melalui seleksi ketat.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) dijadwalkan terbang ke Eropa untuk melakukan wawancara langsung dan menjelaskan target yang wajib dicapai.
“Nah, kalau target itu tidak tercapai maka tentu kontrak sudah bicara bahwa Anda tidak perform kan gitu. Jadi, dia supaya tidak kaget-kaget,” tegas Amali.
Target tersebut mencakup hasil yang diharapkan di Piala Asia serta turnamen baru FIFA ASEAN Cup.
Dengan begitu, pelatih baru memahami sejak awal apa saja standar keberhasilan yang harus dipenuhi.