- Jamie Carragher mengkritik keras taktik Ruben Amorim setelah Manchester United kalah dari Everton 10 pemain.
- Carragher menilai Amorim terlalu kaku mempertahankan formasi 3-4-3 meskipun situasi laga menuntut perubahan taktik.
- Amorim dikabarkan bersikukuh pada filosofi melatihnya sejak November 2024 meski inkonsisten dan hasil kurang memuaskan.
Suara.com - Ruben Amorim Dicap Kepala Batu, Legenda Liverpool: Dia Gak Ngerti Cara Bermain
Kekalahan 0-1 Manchester United dari Everton yang bermain dengan 10 pemain memunculkan gelombang kritik keras terhadap pelatih Ruben Amorim.
Salah satu suara paling lantang datang dari legenda Liverpool sekaligus pundit Sky Sports, Jamie Carragher.
Menurut Carragher, kegagalan United menang lebih disebabkan oleh taktik Amorim yang terlalu kaku, bukan sekadar performa buruk para pemain.
Usai pertandingan lawan Everton, Carragher secara gamblang menyalahkan Amorim, bukan para pemain United.
Ia menyoroti bagaimana pelatih asal Portugal itu bersikeras menggunakan formasi 3-4-3, meski situasi pertandingan menuntut fleksibilitas.
“Ruben Amorim adalah manajer pertama yang saya lihat yang tidak berpikir soal cara bermain, tapi hanya soal formasi,” ujar Carragher dalam programme Monday Night Football.
“Formasi itu seperti ‘bayinya’. Ia tidak mau mengubah apa pun, bahkan ketika kondisi lapangan jelas meminta perubahan,"
"Dengan satu striker yang tidak benar-benar berada di depan, kenapa tetap memaksakan tiga pemain di lini belakang? Anda bisa saja memasukkan gelandang tambahan. Semua pelatih melakukan itu.”
Baca Juga: Gelontorkan Rp960 Miliar, Joao Gomes Selangkah Lagi Gabung Manchester United
Komentar Carragher menggarisbawahi kritik yang sudah muncul sejak Amorim datang pada November 2024.
Saat itu ia mewarisi skuad yang sebenarnya tidak kompatibel dengan formasi pilihannya.
Namun Amorim tetap bersikukuh mempertahankan sistemnya, meski United hanya finis di peringkat 15 musim lalu.
Di awal musim 2025/26, situasi tidak jauh berbeda. United tampil inkonsisten dan terus kesulitan mencetak gol.
Pada September lalu, Amorim bahkan sempat menantang manajemen klub untuk memecatnya jika mereka tak menyukai filosofinya.
“Saya tidak akan berubah,” ujarnya kala itu. “Jika ingin perubahan, ganti saja orangnya. Saya percaya pada cara saya.”