"Iyalah (bisa menghidupi keluarga) Kalau dikumpulin banyak, kan kita satu anak Rp5000. dalam satu agency kan ada 4 korlap nah siapa yang paling banyak itu yang banyak duitnya," jelasnya.
Dari koordinator alay, Ely Sugigi belikan orangtuanya rumah
Elly Sugigi mungkin salah satu koordinator penonton bayaran (alay) yang sukses. Perempuan yang dulu pernha mengalami kesulitan ekonomi itu kini bisa meraup penghasilan Rp30 juta per bulan. Padahal, dia hanya mengambil sedikit untung dari bayaran puluhan anak buahnya.
"Kita ambil Rp5000-10.000 per orang. Bayaran ke setiap anaknya tergantung stasiun TV. Kalau dari TV Rp35 ribu, kita kasih Rp30 ribu. Kalau Rp75.000 kita kasih Rp60.000, kalau 50.000 ke anak-anak 40.000," ujarnya
ditemui Suara.com di Gedung Trans TV, Mampang Prapatan,Jakarta Selatan.
Setelah sukses jadi bandar penonton bayaran, Elly juga seringkali mendapat tawaran mengisi acara di televisi. Bentuk gigi yang unik dan cara bicara blak-blakkan menjadi daya tarik tersendiri.
Meski sibuk, perempuan 43 tahun itu tetap mengawal penonton bayarannya. Apalagi, dalam sehari dia bisa hadir di tiga sampai empat acara.
"Penonton Alhamdullilah sampai sekarang masih baik, walaupun sekarang banyak yang agency bermunculan tapi saya masih bertahan dari 2006. Dan walaupun saya suka syuting, saya tetap kontrol penonton. Kadang kan saya dapat FTV, sinetron, bintang tamu acara tv, yang jadi penontonnya anak buah saya juga, jadi sekalian kontrol," ungkap perempuan yang lahir pada 16 Oktober 1971 tersebut.
Di balik suskes, Elly pun tak luput dari masalah. Salah satunya saat dia jadi korban pelemparan batu oleh fans salah satu band di sebuah acara.
"Pernah dilempar batu sama fans grup band gitu. Karena kita dituduh fans band yang nggak mereka suka. Padahal kita kan bayaran, jadi setiap band mana aja yang tampil kita harus rame. Tahunya disalah artiin," ungkap Elly kesal.
Elly juga pernah tertimpa sial di Cikarang. Waktu itu, tanpa alasan jelas mobil yang ditumpanginya bersama dengan para alay tiba-tiba dilempari gir motor. Tak takut, Elly berusaha mengejar pelaku, meski akhirnya gagal.
"Aku nggak pernah takut. Kalau anak buahku celaka atau ada apa-apa, aku turun tangan langsung. itu udah tanggung jawab kita juga," kata ibu tiga anak ini.
Salah satu anak buahnya Ely bernama Eny membenarkan sikap tanggung jawab sang bos. "Si mpok orangnya emang tegas, kalau anak buahnya kenapa-napa dia langsung turun. Anaknya digodain orang mabok atau apa dia berani," ujarnya.
Meski berat, Elly tak jera menjalani profesinya sebagai koordinator alay. Karena semua usaha baik yang dilakukan untuk mencari nafkah pasti ada tantangannya. Sebaliknya pasti ada timbal balik positif yang dirasa. Apalagi, dari pekerjaannya Elly sudah bisa hidup sejahtera. Dia bahkan mampu membelikan rumah buat orangtuanya.
"Kebayar karena bisa bangun rumah buat orangtua, juga buat biaya anak-anak saya kuliah. Walaupun belum punya rumah pribadi, tapi kan udah senang bisa bahagian orangtua," ujarnya.
Elly juga senang bisa membantu banyak anak- anak yang berusaha mencari uang demi membantu keluarga. Seperti yang dilontarkan
salah satu anak buahnya.