Suara.com - Sudah tiga hari Ririn Ekawati ditinggal pergi suami, Fery Wijaya, untuk selama-lamanya. Tentu saja Ririn masih sangat merasakan kehilangan pendamping hidup yang amat dicintai.
Fery meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan, pada hari Minggu, 11 Juni 2017, setelah dikalahkan oleh kanker darah atau leukemia yang ia derita sejak empat tahun lalu.
Bintang film Di Balik 98 itu mencurahkan perasaannya lewat akun Instagram pada Rabu (14/6). Dia menggambarkan bagaimana hidupnya setelah ditinggal Fery. Selain itu, ibu dua anak ini juga bagaimana mereka menutupi sakit Fery selain dari orang terdekat.
Beberapa warganet meyakini Ririn sambil berderai air mata saat menulis curahan hatinya ini.
"Entah mulai dari mana...jujur perasaanku saat ini masih hancur dan bingung...semua yang terjadi Terlalu cepat..," tulis Ririn mengawali curhatannya di samping foto romantis dia bersama Fery pelukan di tempat tidur.
"Kita Berdua berjanji Tidak akan membuat orang di sekitar kita susah atau sedih dengan keadaan Fery akhir-akhir ini..hanya keluarga dekat dan sahabat deket yang tau apa sakitnya fery.
Berusaha menutupi semuanya karna aku dan Fery ingin memperlihatkan semua yang baik-baik dan seneng-seneng saja, agar yang melihat juga ikut seneng.
Biarlah sakit dan sedih hanya kita berdua yang tahu di saat pintu kamar rumah sakit tertutup dan tamu mulai pulang.
Nangis, pelukan berdua di saat lampu kamar rumah sakit padam. Saling bicara dari hati ke hati. Terkadang juga cerita-cerita lucu agar dia gak terlalu stress dengan keadaanya.
Selama ini kita berusaha untuk kesembuhan Fery dan gak putus putus untuk berdoa.
hingga di satu titik aku merasa , kita harus lebih khusyu berdoa Dan akhirnya memutuskan untuk pergi umroh.
Tapi fery saat itu bilang dia tidak mau pergi dengan alasan kalau sampai sakit di sana dia tidak mau ngerepotin banyak orang yang sedang ibadah.
Akhirnya aku lah yang pergi bersama mamah dengan tujuan untuk mendoakan kesembuhan Fery.
Sampai beberapa kali aku mengurungkan niatku untuk pergi, tapi Fery tetep mau aku pergi untuk mendoakannya.