Suara.com - Ivanka selaku bassist band Slank blak-blakan mengenai perjalanan hijrahnya. Dia bilang kini sudah mulai fokus mendekati diri kepada Tuhan.
Karenanya, pemilik nama asli Ivan Kurniawan Arifin ini pun membuka sesi sharing yang unik bareng Slanker (sebutan fans) soal agama di Slankcafe, Jakarta Selatan.
Ivanka mau perjalanan hijrahnya bisa ditiru oleh para penggemar setia. Lelaki kelahiran 9 Desember 1971 ini ingin menyebarkan kegiatan positif.
Lebih lanjut, simak wawancara eksklusif Suara.com bareng Ivanka perihal keputusannya berhijrah hingga membuat sesi sharing yang anti-mainstream.
Lagi bikin sesi sharing agama yah bareng Slanker?
Iya sekarang ini tanggal 3 Juli di Slankcafe, saya sih dari kemarin pengin bikin sesi sharing, sesi sharing yang unik. Di sini saya ngajak Slankers buat hadir. Di sini kita sharing tujuannya buat berbagi pengalaman saya. Karena saya termasuk orang yang sedang dalam perbaikan. Semangat itu yang lagi kita mau bagi ke teman-teman Slankers terutama.
Makanya saya undang Ustaz Yuke Sumeru. Dia itu guru saya. Kita bikin sesi sharing di Slankcafe sambil main bass. Karena beliau ini pemain bass. Kira-kira pengalaman hijrahnya hampir sama. Beliau pemain bass sangat andal, jago banget. Sekarang sudah jadi ustaz. Kedua sama beliau mau belajar. Kita juga mau belajar sharing ilmu agama. Karena kita sama-sama dikasih kelebihan sama Allah senang sama alat musik bass, jadi kita bikin sesi sharing itu kita bikin serileks mungkin sambil main bass.
Sekalian siar agama lewat musik?
Iya betul.
Teman-teman Slank lainnya nggak ikutan acara ini?
Nggak. Sementara ini saya bikin sama Ustaz Yuke Sumeru aja dulu. Teman-teman yang lain sesinya nanti. Teman-teman Slank itu kan lebih banyak sharing-nya tentang pengalaman bagaimana bisa lepas dari narkoba. Kita lebih banyak ke situ. Tanggal 11 Juli 2019 kita ada sharing ke Lido (tempat rehabilitasi narkoba). Kita ketemu teman-teman di sana, kasih semangat ke mereka.
Baca Juga: Hijrah, Ivanka Slank Gelar Sesi Sharing Agama Bareng Slanker

Awal mula memutuskan hijrah boleh diceritakan?
Sebenarnya sudah lama sih kita pengin hidup lebih baik lagi. Semangat itu diperkuat setelah berkeluarga. Saya sudah berkeluarga, punya anak segala macam. Perbaikan itu akhirnya bisa final, bisa benar-benar yang beneran pada saat mendekat pada agama dan kepada Allah. Kayak gimana yah, yah melakukan hal-hal wajib seorang muslim. Kita rajin salat, itu kan basic. Tapi proses hijrah itu kan nggak harus pakai sorban, nggak harus pakai gamis, nggak gitu. Karena yang hijrah teman-teman Slank yang lain juga melakukan itu juga. Bimbim, Kaka yang tadinya nggak benar, jadi benar. Yang tadinya nggak salat jadi salat. Yang tadinya salat bolong-bolong jadi sekarang salatnya full. Semua kan harus bertahap. Semangat itu yang mau kita bagi ke teman-teman Slankers.
Personel Slank rajin salat sejak kapan?
Teman-teman Slank luar biasa. Bimbim, Kaka sama Ridho itu salatnya bukan wajib lagi, sudah sunnah sama Dhuha.
Walaupun jadwal manggung padat, tetap yah?
Iyalah. Kan kita menjadi seperti ini, kita bisa keluar dari masa narkoba, menjadi Slank sekarang kan pastinya nggak lepas dari pertolongan Allah. Itu tangan Tuhan semua.
Dari kapan ada sesi sharing agama ini?
Sebenarnya dengan formasi ini baru sekarang, ini perdana. Dan nggak direncanakan. Ini spontan aja. Nggak pakai ini itu. Tapi alhamdulillah banyak teman Slankers yang hadir. Tujuannya kan itu, makin banyak Slankers makin banyak saya senang, karena itu tujuannya kita mau berbagi sama mereka.
Ke depannya kamu tetap bermusik atau beralih jadi Ustaz?
Hijrah itu kan nggak harus tinggalkan musik. Sementara kesenangan saya terhadap musik kan datangnya dari Allah juga. Kita juga justru mensyukuri bisa menyukai musik. Tapi kita memanfaatkan hal itu buat jadi media kita bersiar.
Lalu, ada rencana bikin lagu religi bareng Slank?
Kadang-kadang suka ditanyain, Slank kapan bikin lagu religi, sebenarnya kalau kita lihat lagu Slank, liriknya sudah ke situ. Memang tidak dengan bahasa Arab. Kayak lagu "Balikin". Ada juga tentang lagu sedekah. Lagu tentang nomor satu juga ada. Kan yang itu bisa mengartikan nomor satu itu siapa? Kita bisa mengartikan Tuhan. Kita bisa mengartikan ibu kita. Yah sebenarnya sudah banyak hal-hal yang sudah ke sana. Cuma orang nggak notice karena nggak pakai bahasa Arab.