Suara.com - Peristiwa G30S PKI memang menjadi sejarah kelam buat bangsa Indonesia. Mengingat ada tujuh jenderal yang tewas dalam momen ini, termasuk Ahmad Yani.
Dua anak Jenderal Ahmad Yani, Ruli dan Untung Mufreni menceritakan malam kelam yang terjadi saat 30 September 1965. Dimulai saat sejumlah orang datang ke rumah mereka di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
"Mereka yang datang bukan satu atau dua kijang, tapi pakai bus dan truk," kata Untung Mufreni di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Rabu (4/10/2023).
Padahal hari-hari biasanya, ada 12 tentara serta 5 polisi militer yang bersama Jenderal Ahmad Yani.
Untung Mufreni mengatakan, mereka yang datang masuk dari pintu belakang, akses yang tak pernah dikunci. Salah satunya kemudian bertemu dengan Edi, anak Jenderal Ahmad Yani.
"Ketemu lah Edi dengan Tjakrabirawa, mereka bilang, 'Tolong bangunin bapak, beliau dipanggil presiden'," kata Untung yang masih mengingat betul percakapan 58 tahun yang lalu.
Edi kemudian memanggil Jenderal Ahmad Yani yang masih tidur di kamar. Setelah keluar, terjadi keributan di mana sang jenderal meminta waktu sebentar untuk bersiap.
"(kata Ahmad Yani) 'Lho, saya kan harus ganti baju, minumal cuci muka'. Tapi dilarang, ini yang melarang siapa? Mohon maaf pangkatnya sersan. Sementara yang dibangunin bintang 3, bentak-bentak jendral," terang Untung Mufreni.
Jenderal Ahmad Yani menganggap mereka terlalu kasar. Akhirnya ia memukul salah satu diantaranya. "(kata Ahmad Yani)'kau prajurit, tahu apa?'".
Tiba-tiba, salah satu diantara mereka memberikan komando kepada yang lain untuk menembak Ahmad Yani.