Suara.com - Pengamat politik Rocky Gerung menilai polemik akun Kaskus Fufufafa yang diyakini milik wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka harus diselesaikan sebelum putra sulung Jokowi tersebut dilantik pada Oktober mendatang.
“Kita bisa ulang lagi untuk mencoba membayangkan bahwa kalau soal Gibran ini tidak diselesaikan sebelum dia dilantik, maka problem ini justru akan jadi official problem dari kabinet Pak Prabowo, dari pemerintahan Pak Prabowo ke depan,” kata Rocky Gerung dilansir dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa (17/9/2024).
Menurut akademisi yang gemar mendaki gunung ini, Gibran akan mendapat sentimen negatif dari berbagai kalangan saat mendampingi Prabowo Subianto dalam kabinet baru. Sebab, Gibran dianggap memiliki perangai buruk karena diduga sebagai pemilik akun Fufufafa.
Rocky Gerung lantas memberikan analisisnya jika permasalahan Gibran belum diselesaikan sebelum pelantikan. Menurut dia, akan ada ketegangan psikologis antara Prabowo dan kakak Kaesang Pangarep tersebut.
“Saya hanya mencoba melihat kondisi itu nanti di kemudian hari, jadi kalau kondisi itu berlanjut maka akan jadi petaka sebetulnya pada bangsa ini, yaitu ketegangan psikologis antara presiden dan wakil presiden,” ungkap Rocky yang kerap melontarkan kritik tajam ke rezim.
“Karena dalam lima tahun ini, itu akan dipersoalkan terus,” katanya menambahkan.

Lelaki yang sempat bersitegang dengan Silfester Matutina itu juga berandai-andai jika nantinya Gibran tengah memberikan sambutan di sebuah acara. Masyarakat akan cenderung terus mengingatnya sebagai sosok di balik akun Fufufafa yang viral.
“Gibran beri sambutan di satu tempat misalnya, lalu orang bertepuk tangan sambil mengucapkan Fufufafa, mantra yang mungkin melampaui mantra abrakadabra atau mantra Rastafara dari Bob Marley,” ungkap Rocky.
Baca Juga: Kaesang Ngaku Nebeng Saat Naik Jet Pribadi Tapi Temannya Tak Ikut, Spekulasi Publik: Jahat Bingit
Karena itu menurut Rocky Gerung, polemik Fufufafa menjadi masalah serius yang masih akan terus dipantau oleh berbagai pihak.