Saat Mahfud MD jatuh sakit, ibunda akan datang dan menemani. Meski lelah dan mengantuk, ibu selalu ada di samping Mahfud MD.
"Engkau Ibu pernah tak jujur kepadaku. Ketika aku sedang sakit, engkau selalu duduk di tepi tempat tidurku sampai tengah malam. Ketika ditanya, “Apa Ibu tidak mengantuk? Tidak capek?” tanyaku.
“Tidak nak, saya tidak capek”, jawabmu sambil mengompres dahiku dengan handuk hangat, padahal saya tahu engkau capek dan mengantuk," tulis Mahfud MD dalam ceritanya.

Jasa dari seorang Siti Khadijah tidak berhenti di sana. Terkuak bila ibunya rela menjual perhiasan demi bisa membayar biaya sekolah dan tempat tinggal Mahfud MD.
"Ketika aku akan melanjutkan sekolah ke kota engkau jual perhiasanmu, gelang dan kalungmu, untuk biaya sekolah dan kostku. Engkau bilang, “Ini untuk biaya sekolahmu, rajinlah belajar, jangan lupa salatmu'," lanjut Mahfud MD.
Meski dipenuhi duka dan tak rela, Mahfud MD harus melepas kepergian ibunda tercinta. Mahfud pun titip salam kepada ayahnya yang telah pergi terlebih dahulu, Mahmudin.
"Selamat jalan Ibu, kami tak akan terlalu lama menangisi kepergianmu tetapi kami akan terus mengenangmu dan berdoa untuk kebaikanmu di sana. Salam kepada ayahku, Abah Mahmudin yang sudah lama menunggumu di sana," tutup Mahfud MD.