Pernah Diteror Seperti Kantor Tempo, Anak Sophan Sophiaan Khawatir Masa Orba Datang Lagi

Senin, 24 Maret 2025 | 19:13 WIB
Pernah Diteror Seperti Kantor Tempo, Anak Sophan Sophiaan Khawatir Masa Orba Datang Lagi
Artis Meninggal dalam Kecelakaan (Instagram/widyawati_sophiaan)

Suara.com - Roma Sophiaan, anak Sophan Sophiaan turut berkomentar soal kasus kantor berita Tempo yang mendapat teror sebanyak dua kali, berupa potongan kepala babi dan telinga yang sudah terpotong.

Anak Sophan Sophiaan melalui unggahan Instagram story-nya turut menceritakan pengalaman keluarga yang pernah mendapat teror di masa Orde Baru.

"Dari kasus #TerorTempo, saya mau bercerita sedikit yang pernah dialami keluarga pada masa Orba," kata Roma Sophiaan pada unggahannya, Minggu (23/3/2025).

Pada masa itu, Roma Sophiaan mengatakan mendiang ayahnya termasuk sosok yang suka mengkritisi para penguasa Tanah Air sampai akhirnya keluarga kerap mendapat teror.

Roma Sophiaan, anak Sophan Sophiaan curhat keluarganya pernah dapat teror karena ayahnya yang cukup kritis terhadap para penguasa di masa Orba (Instagram/@romasophiaan)
Roma Sophiaan, anak Sophan Sophiaan curhat keluarganya pernah dapat teror karena ayahnya yang cukup kritis terhadap para penguasa di masa Orba (Instagram/@romasophiaan)

"Di jaman itu, bapak saya bersikap cukup kritis terhadap penguasa hingga akhirnya rumah kami mulai menerima "pesan"," ujar Roma Sophiaan.

Salah satu yang diketahui Roma Sophiaan ketika ada seseorang menghubungi telepon rumah keluarganya.

Roma Sophiaan mengatakan orang tersebut meminta keluarga Sophan Sophiaan untuk berhati-hati dan memberikan ancaman bahwa ayahnya akan celaka.

"Suatu hari, saya mengangkat telepon, 'Halo benar ini kediaman Bapak Sophan? Hati-hati mas, bapak akan celaka!" lalu ditutup," ujar Roma.

Anak Widyawati ini mengatakan berkali-kali bahwa keluarganya mendapat teror dengan cara yang berbeda.

Baca Juga: Beri Lampu Hijau, Venna Melinda Undang Fuji Rayakan Lebaran 2025 Bersama-sama

Bahkan, keluarga Widyawati ini juga pernah diteror menggunakan bangkai kucing tanpa kepala hingga ular berbisa yang datangnya dari tempat tak semestinya.

"Tidak hanya sekali, dengan cara yang berbeda. Di hari lain, kami menerima "paket" kucing tanpa kepala. Lalu ular berbisa di tempat yang tidak semestinya, juga hal-hal kasat mata dan lain lagi," jelasnya.

Menurut Roma, kala itu seseorang akan aman dan sejahtera bila bersedia mengikuti arahan pemerintah.

Namun bagi yang tidak, mereka tentu akan mendapat tekanan dari para penguasa tanpa melihat derajat kebebasan individu.

"Tanpa bermaksud mengada-ngada, saat itu yang ikut arus akan aman dan sejahtera. Bagi yang tidak, tentunya sadar jika rezim otoriter Orba itu nyata," jelasnya.

Artis Meninggal dalam Kecelakaan (Instagram/widyawati_sophiaan)
Artis Meninggal dalam Kecelakaan (Instagram/widyawati_sophiaan)

Pada 2001 sebelum meninggal dunia, Roma Sophiaan mengungkapkan ayahnya pernah mengatakan bahwa Indonesia mengalami kemunduran luar biasa dibandingkan masa di awal reformasi.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI