Suara.com - Selain pakar telematika Abimanyu Wachjoewidajat, tokoh lain yang menyoroti rekaman percakapan Lisa Mariana diduga memeras Ridwan Kamil adalah psikolog Lita Gading.
Lewat akun TikTok-nya, Lita Gading menilai adanya kejanggalan dari dugaan rekaman percakapan Lisa Mariana dan Ridwan Kamil.
"Kalau kita bicara dalam keadaan emosi, marah, tertekan kesal, dan sebagainya, maka perbincangan ini tidak setenang ini," ujar Lita Gading.
Alih-alih emosional, kata Lita Gading, percakapan antara kedua belah pihak berlangsung tenang dan damai tanpa adanya interupsi.
"Yang namanya orang dalam keadaan emosi, ada pemotongan kalimat. Kita belum ngomong aja disela, dipotong oleh orang tersebut," kata Lita Gading menyambung.
Oleh karena itu, Lita Gading menilai dugaan rekaman percapakan Ridwan Kamil dan Lisa Mariana tersebut adalah hasil rekayasa Artificial Intelligence (AI).
"Jadi, ini adalah berita hoaks. Ada orang yang tidak suka dengan RK, dia men-create cerita tersebut dan dibesar-besarkan oleh orang tersebut agar nama RK lebih jelek lagi. Jangan sampai kalian terprovokasi," ucap Lita Gading.
Dalam penutupnya, Lita Gading memberi kritik kepada Ridwan Kamil sekaligus mengecam Lisa Mariana yang dianggap telah merusak rumah tangga orang.
"Jangan beri panggung untuk ani-ani karena ani-ani tidak dibenarkan dalam sisi mana pun yang merusak rumah tangga orang lain," imbuh Lita Gading.
Baca Juga: Mengenal Masjid Al Jabbar Karya Ridwan Kamil, Utang Pembangunannya Dibongkar Dedi Mulyadi
Cuplikan unggahan video komentar Lita Gading soal rekaman percakapan Lisa Mariana diduga memeras Ridwan Kamil ini mendapat atensi sebanyak 11,1 jumlah tayangan.
"Kucing vs ani-ani," tulis akun TikTok @litagading5, dikutip pada Jumat (4/4/2025).
Sebagai informasi tambahan, Abimanyu Wachjoewidajat sudah lebih dulu bersuara soal rekaman percakapan Ridwan Kamil dan Lisa Mariana
Ketika ditemui awak media baru-baru ini, Abimanyu menilai rekaman percakapan tersebut terkesan tidak natural layaknya pembicaraan orang normal.
"Kalau saya lihat dari dialog tersebut, dialognya enggak natural. Kenapa enggak natural? Pembicaraannya begitu datar untuk sesuatu yang sangat krusial," kata Abimanyu Wachjoewidajat.
Salah satu kejanggalan dalam rekaman percakapan itu, ungkap Abimanyu Wachjoewidajat, adalah dialog yang berganti-ganti secara runut dan terurut.