Titiek Puspa, Irian Barat, dan Suatu Hari

Jum'at, 11 April 2025 | 08:24 WIB
Titiek Puspa, Irian Barat, dan Suatu Hari
Titiek Puspa. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebab belum menjadi bagian dari Indonesia, Titiek Puspa dan kawan-kawan (yang adalah orang Indonesia) harus menghadapi sensitivitas lokal yang tinggi.

Titiek Puspa meninggal dunia. [Dok. Istimewa]
Titiek Puspa meninggal dunia. [Dok. Istimewa]

Ada anggapan bahwa orang Indonesia memiliki kebiasaan 'makan orang' di benak masyarakat Irian Barat.

Anggapan tersebut berujung pada ancaman pembunuhan yang diterima oleh Titiek Puspa.

"Menakutkan (Irian Barat). Begitu aku datang, aku udah diserang karena Belanda bilang, 'jangan mau jadi orang Indonesia, orang Indonesia makan orang'. Jadi aku mau dibunuh," cerita Titiek Puspa.

Pada kesempatan lain, Titiek Puspa bercerita bahwa upaya ancaman pembunuhan tersebut terjadi ketika dirinya manggung.

Titiek Puspa dan kawan-kawan menelan pil pahit dengan manggung di atas granat yang ditutupi oleh stage.

2. Tangisan Masyarakat Irian Barat

Pil pahit dan teror menakutkan tidak ditampik diterima oleh Titiek Puspa selama berkunjung ke Irian Barat.

Melalui cerita yang masih hangat dalam ingatan, peristiwa tersebut memang tidak terlupakan.

Baca Juga: Seto Mulyadi Kawal Jenazah Titiek Puspa Masuk Ambulans: Nggak Bisa Antar ke Makam

Hingga suara merdu dan alunan musik yang dibawakan rombongan Titiek Puspa mengubah segalanya.

Ketika menyanyi, mulanya Titiek Puspa diawasi oleh para tentara.

Agama Titiek Puspa dan perjalanan spiritualnya
Titiek Puspa sebelum meninggal dunia (Instagram)

Namun, pengawasan tersebut berubah menjadi tangisan yang terdengar dari masyarakat Irian Barat yang menyaksikan secara langsung.

Mereka menginginkan Titiek Puspa untuk tinggal di sana, alih-alih kembali ke Indonesia, negara yang dipandang buruk dan menakutkan bagi masyarakat Irian Barat.

"Nyanyi juga ditungguin tentara. Begitu selesai nyanyi, itu bapak-bapak dan ibu-ibu yang ada di Irian, (berkata sembari menangis), 'jangan balik, jangan balik. Tinggal di sini, jangan tinggalin kami'. Itu (mereka) nangis sampai saya merinding. Saya sampai ikut menangis. Itu orang-orang tua (usianya)," ujar Titiek Puspa dalam kesaksiannya.

Tangisan tersebut masih terngiang, namun Titiek Puspa ditakdirkan untuk pulang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI