"Terus ketika dia menjelaskan dia menangis, perhatikan bahwa tidak lama prosesnya, nangis balik lagi normal. Sementara orang yang nahan emosi, hilangnya turunnya itu landai," tutur Kirdi Putra.
Menurut Kirdi Putra, kecepatan perubahan ekspresi tersebut seolah menunjukan upaya rekayasa Lisa Mariana. Sang model diduga merekayasa fakta demi mempengaruhi simpati publik.
"Terlalu banyak perubahan model dan perubahan ekspresi yang buat saya tidak tepat. Jadi, seolah-olah dia emosinya tidak real dari dalam, tidak wajar buat saya," ujar Kirdi Putra.