Suara.com - Kedekatan Jennifer Coppen dengan pesepak bola Justin Hubner tengah menjadi sorotan publik.
Interaksi hangat keduanya yang kerap dibagikan di media sosial memicu spekulasi bahwa mereka menjalin hubungan spesial.
Namun, di tengah euforia penggemar yang mendukung hubungan ini, muncul sosok pengacara Nany Erwin alias Sumarni Kamaruddin yang diduga merasa 'kepanasan.'
Saat ini, Jennifer Coppen diketahui tengah berada di London, Inggris. Sedangkan Justin Hubner adalah pemain Wolves U-21 yang bermarkas di Wolverhampton.
Istri mendiang Dali Wassink itu beberapa kali membagikan kebersamaannya dengan Hubner di media sosial, mulai dari nongkrong di kafe hingga jalan bareng.
Rumor hubungan spesial antara mereka telah berembus selama beberapa bulan terakhir. Namun Jennifer menegaskan bahwa mereka hanya berteman.
Di sisi lain, perhatian netizen teralihkan oleh rangkaian unggahan dari akun Instagram pengacara Nany Erwin, @necintanayla.7.
Dia mengunggah sejumlah pesan sindiran bernada body shaming yang diduga mengarah pada Jennifer Coppen, meski tidak menyebutkan nama secara langsung.
"Pertanyaan: Bu, makanan kesukaannya apa? Jawaban: Salmon, karena makan salmon bisa bikin kulit nggak dekil dan bisa tambah tinggi," tulis Nany dalam salah satu unggahannya.
Baca Juga: Pencapaian Jennifer Coppen di Usia 23 Tahun, Beli Porsche Tunai dan Bangun Rumah Mewah di Bali
Sindiran ini sontak memancing perhatian netizen, terutama penggemar Jennifer Coppen.
"Selamat makan... Makanlah makanan yang bergizi agar tetap waras, supaya tahu mana yang layak diidolakan dan mana yang tidak pantas," tulis Nany, kali ini diduga menyindir para penggemar Jennifer.
Unggahan-unggahan lainnya juga tak kalah pedas. Dia menyebut ada pihak yang membuat konten berlebihan demi uang receh.

Nany bahkan menghina "orang yang mereka idolakan" seperti toilet umum atau tempat pembuangan kotoran.
Tak hanya ibunda Kamari yang menjadi sasaran, para penggemarnya juga ikut disindir habis-habisan.
Dalam beberapa story, Nany menyebut para penggemar sebagai "akun-akun bayaran" dan menuduh mereka melakukan drama dengan berpura-pura menjadi korban (playing victim).