Pandji Pragiwaksono dan Keluhannya Tentang Praktik Korupsi di Sekolah

Jum'at, 18 April 2025 | 12:53 WIB
Pandji Pragiwaksono dan Keluhannya Tentang Praktik Korupsi di Sekolah
Pandji Pragiwaksono dalam sesi jumpa pers tur stand up Mens Rea di Markas Comika, Wijaya, Jakarta, Rabu (16/4/2025) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandji Pragiwaksono kembali mengungkapkan keresahannya tentang isu sosial politik jelang bergulirnya tur stand up Mens Rea.

Di kanal YouTube pribadinya, Kamis (17/4/2025), Pandji mengeluhkan tentang praktik korupsi yang mulai menyasar dunia pendidikan.

"Itu berdampak ke semuanya, termasuk pendidikan. Kejahatan-kejahatan seperti itu, juga terjadi di dunia pendidikan," ujarnya.

Menurut data yang Pandji dapat dari keluhan para aktivis pendidikan, sekolah-sekolah di Indonesia kini dijadikan lahan mengeruk keuntungan pribadi oleh kepala sekolahnya.

"Sekarang, semua sekolah di Indonesia adalah kantong ngutip. Semua yang aktivis pendidikan tahu ini. Di seluruh sekolah di Indonesia, yang harus lo khawatirkan itu bukan gurunya, tapi kepala sekolahnya," beber sang komika.

Sekolah kini bukan lagi jadi tempat pendidikan karakter generasi muda, melainkan jadi tempat politisi mencari uang.

"Lebih banyak sekolah kali di Indonesia daripada institusi-institusi bisnis atau bank dan segala macem. Dan ketika di situ ada uang banyak, di situ juga politisi terlibat. Pendidikan jadi bukan tempat untuk ngebangun manusia, tapi untuk nyari duit," cibir Pandji.

Selain uang, para politisi mulai meracuni petinggi-petinggi sekolah untuk mencari jabatan di pemerintahan dengan bermodal kedudukan mereka di sana.

"Oknum-oknum yang melakukan kejahatan di sekolah ini, tujuan akhirnya bukan dari sisi sekolah, tapi dari sisi jabatan yang bisa kepala sekolah ini dapatkan di level yang lebih tinggi. Mereka membangun karier politiknya lewat sekolah," terang Pandji.

Baca Juga: Kemal Palevi Miris Lihat Kondisi Negara Usai RUU TNI Disahkan: Sudah Puas Zim?

Contoh sederhana Pandji ambil dari banyaknya menteri di pemerintahan, yang diambil dari rektor-rektor kampus.

"Itu sampai ke rektor-rektor kampus. Makanya, kenapa banyak rektor yang nggak kritis, karena banyak yang pengin jadi menteri. Lihat aja itu menteri-menteri, kan banyak yang dari rektor," kata Pandji.

Iming-iming jabatan politis ke rektor juga Pandji sebut sebagai upaya membungkam kritik ke pemerintah.

Rektor-rektor yang mengincar jabatan menteri, diyakini bakal melakukan berbagai cara agar situasi di lingkungan kampusnya bebas dari keluhan terhadap kinerja pemerintah.

"Kalau gue jadi rektor dan tahu jalur karier gue adalah menteri, gue pasti akan melakukan apa pun yang gue bisa untuk jalan ke sana kan? Gue perbaiki, gue bikin nggak ada yang rame, gue bikin nggak ada yang rusuh, gue bikin nggak ada yang demo segala macem. Kekritisannya hilang," papar lelaki yang kini berkarier di Amerika Serikat itu.

Pandji Pragiwaksono dalam sesi jumpa pers tur stand up Mens Rea di Markas Comika, Wijaya, Jakarta, Rabu (16/4/2025) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo].
Pandji Pragiwaksono dalam sesi jumpa pers tur stand up Mens Rea di Markas Comika, Wijaya, Jakarta, Rabu (16/4/2025) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo].

Dengan kualitas pimpinan lembaga yang mulai diracuni kepentingan politik, Pandji tegas menyatakan tidak ada harapan lagi untuk sekolah-sekolah di Indonesia.

"Kalau potensi kejahatan di setiap sekolah adalah kepala sekolah, apa lah harapan sekolah itu?," tanya lelaki 45 tahun.

Korupsi memang masih jadi isu besar yang meresahkan masyarakat Indonesia sampai sekarang.

Butuh pemerintah yang benar-benar bersih menurut Pandji, untuk negara ini bisa terbebas sepenuhnya dari praktek curang yang merugikan masyarakat.

"Sulit banget emang kalau udah ngomongin korupsi ini, aduh," keluh Pandji.

Tur stand up Mens Rea sendiri memang Pandji jadikan wadah untuk membahas politik dengan balutan komedi.

Bukan untuk asal mengkritik kebijakan, Pandji ingin Mens Rea jadi tempat anak muda belajar tentang bagaimana sistem politik semestinya dijalankan.

"Ini tujuannya murni edukasi politik lewat komedi, supaya anak muda paham bahwa kita sebagai pelaku demokrasi itu memang seharusnya lebih paham dan lebih mawas diri," papar suami Gamila Arief itu dalam sesi jumpa pers di Markas Comika, Jakarta baru-baru ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI