Suara.com - Sidik Eduard merupakan salah satu artis Tanah Air yang banting setir ke dunia bisnis, lantaran sepi job di dunia hiburan.
Kendati demikian, bisnis yang dijajal Sidik Eduard masih berskala UMKM. Dia diketahui berjualan makanan ringan seperti cilok dan bakso aci secara kaki lima.
Saat awal-awal berdagang, bakso aci dan cilok yang dijual Sidik Eduard bersama istrinya, Dea Salsabilla, sempat mengalami peningkatan penjualan.
"Dari bakso cilok yang mangkal pinggir jalan, awal bisa berkembang bikin produk ini (bakso aci kemasan)," ujar Sidik Eduard
Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan, bisnis kuliner Sidik Eduard mendapat permintaan yang tinggi. Dia bahkan membuka peluang baru dengan fitur virtual.
"Baru banget kurang lebih 1-2 bulan banyak orang-orang nungguin onlinenya, alhamdulillah penjualan sangat cukup bagus waktu itu," kata Sidik Eduard.
Seiring meroketnya penjualan, Sidik Eduard mengaku bisa mempekerjakan karyawan. Sebanyak 10 orang bergabung dalam bisnis sang artis sebagai pekerja.
"Enggak nyangka antusias orang-orang tinggi banget. Bisa mulai mempekerjakan orang bisa 10 orang," ucap Sidik Eduard.
Di samping keuntungan finansial, popularitas bisnis Sidik Eduard juga mendapat keuntungan lain berupa promosi dari kreator konten dan food vlogger.
Baca Juga: Sepi Tawaran Syuting, Sidik Eduard Pilih Jualan Cilok di Pinggir Jalan
"Sidik ngakuin review-nya senang, masukan juga buat Sidik," imbuh Sidik Eduard.
Pada mulanya, Sidik Eduard terbantu dengan bantuan promosi kreator konten dan food vlogger. Akan tetapi, belakangan dia merasa dirugikan.
Pasalnya, ada salah satu food vlogger yang kelewat batas mengkritik produk kuliner Sidik Eduard sehingga mempengaruhi opini publik.
"Tapi ada salah satu food vlogger, dia mungkin kayak, ya bener apa yang diomong, tapi caranya terlalu nge-judge, jadi efek dampaknya itu sangat amat (besar)," tutur Sidik Eduard.
Oleh karena itu, bisnis kuliner Sidik Eduard kini terancam bangkrut. Dia juga kabarnya kehilangan beberapa karyawan.
"Seketika loss, paling ada satu atau dua orang. Itu (karyawan) cabutan," imbuh Sidik Eduard.