Harry Dagoe Suharyadi bilang bahwa Terikat Jalan Setan dikemas sesuai akan beberapa kepercayaan di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
Tentu saja, itu tidak mudah untuk mengangkatnya ke layar lebar.
"Memindahkan okultisme lokal ke layar lebar dengan gaya Barat seperti 'pemerkosaan' budaya bagi saya," ucapnya.
Karena itu, Harry Dagoe Suharyadi cukup berhati-hati ketika menggarap Terikat Jalan Setan.
Pasalnya, dia ingin jalan cerita yang dihadirkan bisa relate dengan para penonton.
![Jumpa pers peluncuran poster film Terikat Jalan Setan yang digelar belum lama ini. [Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/20/56245-film-terikat-jalan-setan.jpg)
Apalagi Terikat Jalan Setan menyuguhkan tiga cerita berbeda yang saling berkaitan satu sama lain.
"Saya sangat hati-hati dan fokus dalam menyatukan skrip, visual, dan montage agar mampu menghadirkan atmosfer mistis lokal secara sinematik," terangnya.
"Sehingga memberikan dampak emosional mendalam yang bertahan lama setelah penonton meninggalkan bioskop," tambahnya.
Pernyataan para pemain
Baca Juga: Ulasan Film No More Bets: Jerat Penipuan Online dan Perdagangan Manusia
Di tempat yang sama, Yama Carlos yang memerankan karakter Bismo buka suara. Dia menyebut film barunya ini berbeda dari sebelumnya.