Dari pengalaman Ariyo Wahab, kedekatan personal dengan pencipta lagu pada akhirnya akan memunculkan sendiri rasa empati untuk berbagi keuntungan secara adil.
"Kami kan tetep simbiosis mutualisme. Semuanya tetep dapet keuntungan masing-masing sesuai dengan porsinya, dengan effort yang mereka lakukan," jelas Ariyo Wahab.
Terbukti dari perjalanan kariernya sebagai penyanyi, Ariyo Wahab belum pernah menghadapi konflik perizinan lagu seperti yang belakangan marak diangkat ke publik.
"Kalau di aku nggak ada sih," beber Ariyo Wahab.
![Ariyo Wahab dalam kunjungannya ke redaksi Suara.com, Selasa (29/4/2025) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/29/75558-ariyo-wahab.jpg)
Namun, Ariyo Wahab juga tidak mau metodenya dianggap sebagai sikap yang harus diikuti penyanyi maupun pencipta lagu lain.
Ariyo Wahab tetap mempersilakan orang-orang yang merasa harus memperjuangkan hak atas royalti lagu ciptaannya lewat aturan bagi hasil yang baku dan diatur dalam undang-undang.
"Itu kan sikap masing-masing aja. Sah-sah aja kalau emang orang punya sikap seperti itu. Kan background orang emang masing-masing dalam membuat karya," ucap Ariyo Wahab.
Sebagaimana diketahui, kisruh penyaluran performing rights dari penyanyi ke pencipta lagu memang masih jadi isu besar yang mendapat sorotan tajam.
Semakin banyak pencipta lagu dari Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) yang ikut mengeluhkan masalah minimnya performing rights yang didapat dari karya-karya ciptaan mereka.
Baca Juga: Bidan Jadi Sopir Ambulans: Kisah Heroik di Dairi Akibat Efisiensi Anggaran!
Sebut saja Denny Chasmala hingga Rieka Roslan, yang dari karya-karya populernya cuma bisa menghasilkan uang puluhan juta Rupiah dalam satu tahun.