Infografis
Suara.com - Penyanyi dangdut Inul Daratista kembali menunjukkan rasa hormat dan baktinya kepada mendiang legenda musik Indonesia, Titiek Puspa.
Di hari ke-40 wafatnya sosok yang akrab ia sapa Eyang itu, Inul Daratista menyempatkan diri berziarah ke makam Titiek Puspa.
Tanpa ditemani siapa pun, istri dari Adam Suseno itu terlihat datang seorang diri ke tempat peristirahatan terakhir sang maestro.
Mengenakan kaos santai yang dipadukan dengan rok panjang berwarna cokelat serta kerudung, Inul Daratista tampak khidmat dan penuh perasaan saat berdiri di depan makam wanita yang begitu berjasa dalam hidup dan kariernya sebagai penyanyi.
Makam Titiek Puspa sendiri tampak sudah tertata rapi, meski rumput di sekitarnya belum tumbuh sempurna. Suasana hening makin menambah kesan haru dalam momen tersebut.
Dalam unggahan foto yang dibagikan di akun media sosial pribadinya, Inul menyampaikan doa tulus untuk almarhumah.
Ia memohon kepada Tuhan agar memberikan tempat terbaik bagi Eyang Titiek di sisi-Nya.
“Ya Allah, semoga Engkau lapangkan kuburnya. Kau maafkan segala khilaf salah semasa hidupnya. Tempatkan eyangku di tempat yang indah, tenangkan, damaikan jiwanya,” tulis penyanyi asal Jawa Timur itu.
Bagi Inul, kepergian Titiek Puspa bukan hanya kehilangan sosok panutan, melainkan juga seperti kehilangan seorang sahabat sejati.
Baca Juga: Gaya Rambutnya Saat Pemakaman Titiek Puspa Dihujat, Inul Daratista: Tamu Lain Lebih Cetar
Hubungan mereka memang lebih dari sekadar kolega di dunia hiburan. Keduanya kerap menunjukkan kedekatan yang begitu hangat, bahkan Inul sering menyebut Titiek Puspa sebagai bestie-nya.
“40 hari my bestie, Eyangku Titiek Puspa. Sepi, nggak ada yang diajakin ngobrol lama kalau pas teleponan. I love you, Eyang,” sambung Inul dalam keterangannya.
Unggahan tersebut pun langsung dibanjiri komentar dari para pengikutnya.
Banyak warganet yang turut mendoakan dan mengenang sosok Titiek Puspa, sang pencipta lagu legendaris Gang Kelinci dan Kupu-Kupu Malam.
“Al-Fatihah untuk Eyang Titiek Puspa,” tulis seorang warganet singkat namun sarat makna.
Beberapa pengguna media sosial juga menuliskan refleksi tentang kematian dan nilai amal sebagai bekal di kehidupan setelah dunia.
