Suara.com - Belum usai kontroversi soal program pelatihan militer bagi anak-anak nakal, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali membuat gebrakan baru yang menuai sorotan publik.
Lewat sebuah video yang viral di media sosial, Dedi mengumumkan pemberlakuan jam malam bagi anak-anak sekolah di Jawa Barat.
Programnya kali ini kembali menuai pro dan kontar dari warganet. Banyak yang setuju, namun ada juga yang tidak setuju dengan usulan tersebut.
Lantas seperti apa fakta program jam malam yang diberlakukan Dedi Mulyadi di kawasan Jawa Barat? Berikut ulasannya.
1. Anak Sekolah Wajib di Rumah Jam 9 Malam
![Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. [Dok. Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/05/23/61287-dedi-mulyadi.jpg)
Dedi Mulyadi menegaskan bahwa mulai sekarang, seluruh anak sekolah di Jawa Barat wajib berada di rumah pada pukul 21.00 WIB. Instruksi ini berlaku untuk seluruh siswa dari jenjang SD hingga SMA.
“Jam 9 anak sekolah sudah harus ada di rumahnya,” tegas Dedi dalam video yang diunggah di salah satu akun gosip Instagram.
2. Ada Pengecualian Tertentu

Meskipun terkesan ketat, Dedi memberikan sejumlah pengecualian. Anak-anak diperbolehkan keluar rumah malam hari hanya jika bersama orang tua, sedang membantu perekonomian keluarga, atau dalam keadaan darurat kesehatan.
“Kecuali pergi sama orangtuanya, ada yang sakit, atau dia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” jelasnya.
3. Ancaman kepada Kepala Dinas Pendidikan
Baca Juga: Denny Cagur Kritik Dedi Mulyadi: Jangan Jadikan Barak Militer Satu-satunya Solusi

Dedi menunjukkan komitmennya terhadap kebijakan ini dengan memberi ultimatum kepada kepala dinas pendidikan. Jika terjadi kasus kriminal yang melibatkan siswa di atas jam 9 malam, ia menyatakan kepala dinas setempat harus siap mengundurkan diri.
“Kalau ini terjadi, kepala dinasnya mundur. Saya tidak main-main,” ancam Dedi.
4. Aturan Resmi Lewat Surat Edaran

Pemberlakuan jam malam ini bukan sekadar wacana. Dedi telah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Jabar Nomor 51/PA.03/Disdik yang mewajibkan seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat mengikuti instruksi tersebut.
Surat ini juga mendorong koordinasi hingga ke tingkat kecamatan dan desa agar kebijakan bisa dijalankan secara merata dan efektif.
5. Pemprov Tak Akan Bantu Pelajar Bandel

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan melepaskan tanggung jawab terhadap pelajar yang melanggar aturan jam malam dan terlibat kenakalan remaja, seperti tawuran atau kekerasan.
“Kalau ada anak Jawa Barat yang berkelahi, tawuran, dan masuk rumah sakit saat jam malam, Provinsi tidak akan membantu pembiayaan,” tegas Dedi.
6. Hari Belajar Diseragamkan Senin sampai Jumat

Selain jam malam, Dedi juga menginstruksikan agar aktivitas belajar di sekolah hanya dilakukan dari hari Senin hingga Jumat. Hal ini berlaku untuk seluruh jenjang, dari SD sampai SMA.
“Sekarang SMA sampai Jumat, SMP sampai Sabtu. Harusnya diseragamkan semua sampai hari Jumat,” katanya.
Dengan ini, hari Sabtu dan Minggu akan resmi menjadi hari libur sekolah di seluruh Jawa Barat.
7. Sekolah Dimulai Lebih Pagi, Jam 6 Pagi

Tidak hanya membatasi waktu malam, kebijakan baru ini juga mendorong masuk sekolah dimulai pukul 06.00 WIB. Dedi menilai bahwa rutinitas pagi bisa mendisiplinkan siswa dan menjauhkan mereka dari perilaku menyimpang.
Terlepas dari pro dan kontra yang ada, Dedi Mulyadi mengaku siap mengevaluasi pelaksanaan kebijakan ini secara berkala. Ia berharap seluruh elemen pemerintah daerah bisa bekerja sama demi masa depan pelajar yang lebih tertib dan terarah.