Suarakan Tagar Save Raja Ampat, Richard Kyle: Ini Bukan Kemajuan, Ini Kepunahan!

Yazir F Suara.Com
Sabtu, 07 Juni 2025 | 11:42 WIB
Suarakan Tagar Save Raja Ampat, Richard Kyle: Ini Bukan Kemajuan, Ini Kepunahan!
Richard Kyle Suarakan Tagar Save Raja Ampat (Instagram/@richo_kyle)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat tengah memicu gelombang kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk Richard Kyle.

Aktor, model, dan presenter tampan tersebut ikut menyoroti dampak aktivitas tambang yang dinilai akan merusak tempat yang dijuluki surga terakhir di bumi itu.

Richard Kyle tampak membagikan beberapa potret dan video saat mengunjungi Raja Ampat di Instagram pribadinya, @richo_kyle.

Pemain film berusia 37 tahun ini bilang kalau sampai saat ini dia masih sulit untuk mengungkapkan dengan kata-kata betapa indahnya tempat itu.

"Setelah bertahun-tahun menyelam, menghadiri pameran, dan menyaksikan jiwa Raja Ampat yang masih alami, saya masih sulit menemukan kata-kata untuk menggambarkan keindahannya," kata Richard Kyle dalam unggahannya di Instagram kemarin, Jumat, 6 Juni 2025.

Bagi Richard Kyle, Raja Ampat bukan sekadar surga bawah laut. Keindahan kawasan konservasi laut yang terletak di Papua Barat Daya itu juga menyimpan kehidupan, budaya dan sejarah di dalamya.

"Ini bukan sekadar surga bawah laut - ini adalah permadani hidup yang memadukan kehidupan, budaya, dan sejarah ," lanjut pria yang pernah menjadi kekasih Jessica Iskandar ini dalam caption berbahasa Inggris.

Bahwa keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia yang tersimpan di tempat ini, juga tradisi dan sejarah orang-orang Papua yang hidup di dalamnya, membuat Raja Ampat teramat istimewa.

Baca Juga: Dikecam Publik, Kementerian ESDM dan KLH Siap Sikat Tambang Perusak Lingkungan di Raja Ampat

"Perairannya menyimpan keanekaragaman hayati laut terkaya di Bumi, dan di atasnya bermukim masyarakat Papua, yang tradisi, cerita, dan hubungan mendalam mereka dengan alam menjadikan tempat ini semakin luar biasa, cerminan sejati dari keunikan Indonesia yang beragam," imbuhnya.

Richard Kyle kemudian menyoroti soal isu aktivitas pertambangan nikel yang mengancam keasrian tempat ini.

Menurut presenter My Trip My Adventure ini, harga yang harus dibayar terlalu besar mengingat betapa banyaknya dampak kehancuran yang bisa terjadi.

"Namun kini, tanah dan laut suci ini terancam. Proyek pengolahan nikel menjanjikan keuntungan, tetapi dengan harga kehancuran yang tak terelakkan," tulisnya.

"Air yang tercemar, terumbu karang yang sekarat, dan hilangnya budaya yang telah melindungi tanah ini selama beberapa generasi," lanjut Richard Kyle.

Richard Kyle tak lupa mengimbau para pengikutnya untuk bangkit dan bersuara. Dengan tegas dia mengatakan kalau ini bukanlah kemajuan, melainkan kepunahan.

"Raja Ampat tak memiliki suara. Namun, orang-orang Indonesia memilikinya. Demikian pula kita," kata Richard Kyle.

"Jika kita tetap diam, kita mengkhianati diri sendiri. Berbeda-beda tetapi tetap satu, bangkitlah. Bicaralah. Ini bukan kemajuan - ini kepunahan," tegas pemain film A World Without ini sembari membubuhkan tagar #SaveRajaAmpat.

Tagar #SaveRajaAmpat memang tengah bergema di media sosial dan telah menjadi isu nasional.

Sejumlah masyarakat, artis dan aktivis lingkungan menyuarakan keprihatinan mereka terkait aktivitas pertambangan nikel yang tengah menjadi kontroversi.

Atlet sekaligus presenter hits, Denny Sumargo juga sempat angkat bicara soal Raja Ampat di akun Instagram miliknya.

Dengan tegas suami Olivia Allan ini bahkan terang-terangan menyebut jika tanah Papua bukanlah tanah ekspoitasi.

"Jiwa saya pernah tinggal di sana, makan disana, dan menangis di sana," tulis Denny Sumargo.

"Raja Ampat, Papua salah satu tempat saya dibentuk menjadi seperti sekarang. Tanah Papua bukan tanah eksploitasi tapi tanah kehidupan!!" ujar pemain film 5 cm ini menambahkan.

Aktris cantik Angela Gilsha dan Nadine Chandrawinata juga ikut menyuarakan kekhawatiran mereka terkait dampak aktivitas tambang.

Angela Gilsha menyebut yang terancam bukan hanya karang, tetapi juga masa depan anak-anak Raja Ampat sebagai cermin dari manusia yang belum dirusak sistem.

Sementara itu, Nadine Chandrawinata menyebut kerusakan yang sudah dimulai bisa meluas kalau tidak segera dihentikan.

"Papua memang luas namun untuk mendapatkan keindahan se'LUAS' ini butuh waktu. Dan apabila kerusakan dimulai, kerusakan itu perlahan-lahan se'LUAS' Papua," tegasnya sambil membubuhkan tagar #saverajaampat

Kontributor : Yoeni Syafitri Sekar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI