Suara Lantang Ustaz Abdul Somad untuk Raja Ampat: Jangan Digranat!

Yohanes Endra Suara.Com
Minggu, 08 Juni 2025 | 16:53 WIB
Suara Lantang Ustaz Abdul Somad untuk Raja Ampat: Jangan Digranat!
Ustaz Abdul Somad Pernah Bersuara untuk Raja Ampat. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Penambangan nikel di Raja Ampat dikhawatirkan akan memicu sedimentasi pesisir, pencemaran laut, dan kerusakan terumbu karang.

Padahal kawasan ini dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia, dengan lebih dari 75% spesies karang yang diketahui berada di wilayah tersebut.

Kerusakan ini tentu tak hanya berdampak pada ekosistem, tapi juga mengancam kehidupan masyarakat adat yang selama ini hidup selaras dengan alam.

Masyarakat adat, lembaga swadaya masyarakat seperti Greenpeace dan WALHI, serta para akademisi, terus menyuarakan penolakan terhadap tambang tersebut.

Desakan untuk mencabut izin tambang menguat, seiring dengan viralnya tagar #SaveRajaAmpat yang menghiasi media sosial.

Netizen pun ramai mengapresiasi sikap UAS. Salah satu komentar yang muncul menyebut bahwa tokoh agama punya peranan penting untuk mengatasi masalah lingkungan.

"Jamaah biasanya nurut kalau menyampaikan ustaz. Kalau himbauan dari pemerintah belum tentu mau," ungkap netizen tersebut.

Komentar lainnya menegaskan pentingnya suara dari tokoh publik demi menjaga kelestarian bumi.

"Hormat setinggi-tingginya untuk UAS yang konsisten dan lantang dalam isu ini. Sikap seperti ini yang dibutuhkan dari tokoh publik. Bukan sekadar ikut arus, tapi berani bersuara untuk kebenaran dan kelestarian bumi," ujar netizen.

Baca Juga: Raja Ampat, Surga Terakhir di Bumi Terancam Akibat Tambang Nikel

Di tengah upaya menjaga ekosistem dan budaya Raja Ampat, suara dari tokoh agama seperti UAS dianggap menjadi angin segar.

Sebagai pemuka agama, ustaz dapat menjangkau jutaan umat yang mungkin belum sepenuhnya sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.

Isu lingkungan, sebagaimana diangkat oleh UAS, bukan hanya masalah dunia, tapi juga masalah akhirat.

"Supaya kita tidak terlaknat sampai hari kiamat," tutup puisi UAS, menjadi pengingat bahwa bumi hanya titipan untuk anak cucu.

Kontributor : Chusnul Chotimah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI