“Menurut gue, untuk Raja Ampat nggak ada kata 'sementara'. Tambang di-stop untuk selamanya,” pintanya.
Unggahan Ridho langsung memicu reaksi dari publik. Aktor senior Lukman Sardi turut memberikan dukungan singkat namun padat.
“Sepakat,” tulisnya di kolom komentar.
Banyak pula warganet yang memberikan dukungan serupa, sambil membandingkan kondisi Raja Ampat dengan daerah lain yang mengalami kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya alam.
“Sama bang, di Kalimantan juga begitu. Hutan sudah gundul karena batu bara dikeruk. Rakyatnya nggak sejahtera juga, dan sekarang di Kalimantan merasakan banjir kayak di Jakarta,” tulis seorang pengguna.
![Ridho Hafiedz alias Ridho Slank. [Revi C Rantung/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/08/23/75710-ridho-hafiedz-alias-ridho-slank-revi-c-rantungsuaracom.jpg)
Namun tak sedikit pula warganet yang memberikan kritik kepada Ridho dan Slank.
Beberapa menyinggung soal dukungan Slank terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo selama dua periode, yang dianggap sebagai bagian dari kelompok kekuasaan yang mengeluarkan izin pertambangan.
“Perasaan izinnya keluar waktu band om mendukung dua periode kemarin. Nah hayoo, kemarin-kemarin ke mana aja?” tulis seorang netizen.
Ada pula yang mengaitkan pernyataan Ridho dengan arah politik Slank yang dulu dikenal vokal mengkritik pemerintah.
Baca Juga: Berkunjung ke IKN, Daniel Mananta Diminta Suarakan 'Save Raja Ampat'
“Ayo kembalikan marwah Slank yang full kritik kalau emang pemerintah nggak benar,” pinta salah satu warganet.
Terlepas dari pro dan kontra yang muncul, suara Ridho Hafied ini menjadi salah satu dari sekian banyak seruan masyarakat yang menolak perusakan alam atas nama pembangunan dan investasi.
Suara yang mengingatkan bahwa kekayaan sejati Indonesia terletak pada kelestarian alamnya, bukan di kerak tambang yang dikuras tanpa hati.