Dibantai Jepang dengan Gol Setengah Lusin, Timnas Indonesia Dihujani Sindiran Soal Rolex

Sumarni Suara.Com
Rabu, 11 Juni 2025 | 08:30 WIB
Dibantai Jepang dengan Gol Setengah Lusin, Timnas Indonesia Dihujani Sindiran Soal Rolex
Timnas Indonesia Dihujani Sindiran soal Rolex. [Instagram]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harapan Timnas Indonesia untuk mencetak hasil membanggakan dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia pupus sudah.

Bertanding di Stadion Suita, skuad Garuda harus menelan kekalahan pahit usai dibantai tuan rumah Jepang dengan skor telak setengah lusin, 6-0.

Laga yang berlangsung pada Selasa, 10 Juni 2025 ini merupakan bagian dari putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Indonesia mengakhiri fase grup di posisi keempat, sementara Jepang mengokohkan diri di puncak klasemen Grup C.

Hasilnya memang tidak begitu berdampak, mengingat Jay Idzes dkk sudah dipastikan lolos ke putaran keempat.

Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Jepang di partai terakhir grup C babak kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ketiga (the-afc.com)
Pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Jepang di partai terakhir grup C babak kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ketiga (the-afc.com)

Namun kekalahan memalukan dengan kebobolan setengah lusin tak bisa diabaikan begitu saja.

Performa buruk di lapangan yang membuat Timnas Indonesia tidak mampu mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran.

Sorotan tajam publik pun tertuju pada hal di luar teknis pertandingan, jam tangan mewah Rolex yang diberikan kepada para pemain dan ofisial tim.

Hadiah tersebut datang dari Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk apresiasi atas kemenangan Indonesia atas China beberapa hari sebelumnya.

Baca Juga: Rekam Jejak Emil Audero di Eropa, Kiper Indonesia yang Dibobol 6 Gol oleh Jepang

Dalam sebuah acara makan siang di kediaman pribadinya di Kertanegara, Jakarta Selatan, Prabowo menyerahkan jam tangan mewah merek Rolex kepada seluruh anggota tim.

Beberapa pemain, salah satunya Justin Hubner, terlihat memamerkan hadiah tersebut melalui unggahan Instagram Story mereka.

Jam tangan itu diduga merupakan seri Rolex GMT-Master II, yang diperkirakan bernilai sekitar Rp254 juta.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa hadiah tersebut murni berasal dari dana pribadi Prabowo dan tidak membebani anggaran negara.

Meski begitu, pemberian jam tangan ini memicu polemik di kalangan masyarakat, terlebih setelah kekalahan memalukan dari Jepang.

Di media sosial, netizen dengan cepat merespons dengan komentar sinis dan penuh sarkasme.

"Nggak apa-apa kalah, yang penting Rolex udah di tangan," tulis seorang netizen.

Komentar lain berbunyi, "Besok-besok kalau bisa timnas Indonesia jangan dikasih jam Rolex tapi dikasih jam terbang."

Beberapa lainnya menyoroti minimnya kontribusi di lapangan meskipun telah menerima penghargaan mewah.

"Shot on target nol setelah pamer Rolex tuh sangat apa," tulis seorang pengguna X.

Sebelumnya, mantan atlet wushu nasional Lindswell Kwok angkat suara mengenai pemberian jam Rolex untuk Timnas.

Melalui media sosial, Lindswell mengkritik ketimpangan apresiasi pemerintah terhadap atlet dari cabang olahraga selain sepak bola.

Dia menyesalkan bahwa meskipun wushu dan beberapa cabang lain seperti angkat besi serta panjat tebing telah membawa nama Indonesia ke pentas dunia, perhatian dan penghargaan yang mereka terima sangat minim.

Lindswell bahkan mengungkap bahwa beberapa atlet junior wushu yang dipersiapkan untuk Youth Olympic Games 2026 justru dipulangkan secara mendadak karena kendala anggaran.

Pernyataan Lindswell semakin menyoroti adanya ketidakadilan dalam pengelolaan pembinaan dan pendanaan atlet nasional.

Tak ketinggalan, komika dan sutradara Ernest Prakasa juga sempat mempertanyakan anggaran hadiah mewah itu, meskipun kemudian akun X miliknya ditutup.

Sejumlah netizen merasa, sebelum Timnas Indonesia benar-benar lolos ke Piala Dunia 2026, alangkah baiknya jika segala bentuk apresiasi berlebihan ditahan dulu.

Kekalahan telak dari Jepang memicu kekhawatiran soal kualitas permainan Timnas untuk berlaga di level yang lebih tinggi.

Kritik yang muncul tidak semata ditujukan kepada para pemain, tetapi lebih kepada sistem yang dinilai belum merata dalam membina dan mengapresiasi seluruh cabang olahraga.

Kini, publik menantikan bagaimana evaluasi menyeluruh akan dilakukan oleh PSSI dan pemerintah usai kekalahan ini.

Apresiasi memang penting. Namun pencapaian jangka panjang dan pembinaan berkelanjutan tetap menjadi kunci untuk kemajuan sepak bola Indonesia.

Kontributor : Chusnul Chotimah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI