"Dengan alasan sebagai tuan rumah, harusnya di sana sudah tahu bahwa kemacetan akan terjadi. Kenapa tidak berangkat dari 3 atau 4 jam lebih awal?" tanya si pengelola akun.
Kalau memang sadar akan menghadiri sebuah acara penting, Dedi Mulyadi mestinya juga menyiapkan rencana cadangan agar bisa sampai di lokasi tepat waktu.
"Kenapa tidak menginap di hotel atau sewa rumah yang dekat dengan kampus, jika event itu sangat penting buat anda?," tanya si pengelola akun lagi.
Dedi Mulyadi, yang selama ini menempatkan diri sebagai pemimpin pelayan masyarakat, harusnya paham betul tentang bagaimana cara menempatkan diri di situasi seperti itu.
"Pernah kah terpikirkan, jika orang lain juga ingin sampai tempat tujuan tepat waktu? Pemimpin sepenting rakyatnya. Gunakan common sense itu, meskipun memang jarang ditemukan dalam jiwa pemimpin akhir-akhir ini," jelas si pengelola akun.
![Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/06/13/89399-gubernur-jawa-barat-dedi-mulyadi.jpg)
Kesalahan Dedi Mulyadi memang bukan sesuatu yang tidak bisa dimaafkan.
Akun yang sama pun mengapresiasi sikap Dedi Mulyadi, yang langsung mengakui kesalahan dan berharap mendapat sanksi tilang juga dari apa yang ia perbuat.
"Permintaan maaf adalah sifat ksatria," kata si pengelola akun.
Namun, kebesaran hati untuk menerima kritik juga diperlukan seorang pemimpin kalau ingin dicintai rakyatnya.
Baca Juga: Charly Van Houten Dapat Job Dari Dedi Mulyadi, Komentar Sule Langsung Jadi Sorotan
"Tolong selalu ingat ini. Tugas utama seorang pemimpin adalah memberi contoh. Aturan untuk rakyat, berlaku juga untuk pemimpin. Jangan gaya-gayaan jika belum mampu untuk jadi pemimpin yang amanah," tegas si pengelola akun.
Terakhir, disematkan pula harapan untuk Dedi Mulyadi benar-benar belajar dari kesalahan kali ini, dan bukan sekedar menjadikannya sebagai wadah pencitraan politik.
"Semoga ke depannya menjadi seorang pemimpin yang lebih baik dan amanah, bukan pula sekedar pencitraan," ucap si pengelola akun.