Pandji Pragiwaksono Khawatir Orang Peduli Raja Ampat Cuma karena Benci Rezim Prabowo

Yazir F Suara.Com
Rabu, 18 Juni 2025 | 16:56 WIB
Pandji Pragiwaksono Khawatir Orang Peduli Raja Ampat Cuma karena Benci Rezim Prabowo
Pandji Pragiwaksono. (YouTube/ Pandji Pragiwaksono)

Suara.com - Pandji Pragiwaksono baru-baru ini menyampaikan opininya dalam menanggapi isu penambangan nikel di Raja Ampat yang menjadi perhatian publik.

Komika senior itu merasa bahwa ia tidak memiliki hak untuk bersuara tentang kawasan yang dikenal sebagai "The Last Paradise" itu.

"Salah satu alasan kenapa gue agak nahan untuk beropini tentang Raja Ampat, karena pertanyaannya adalah 'do we have the right to say anything?" kata Pandji dikutip dari akun YouTube Big Alpha pada Rabu, 18 Juni 2025.

Pandji berpendapat bisa saja penambangan yang dianggap merusak alam, justru membawa manfaat ekonomi bagi warga lokal.

"Tinggal di sana juga enggak, kita enggak tahu loh kalau misalkan ternyata eksplorasi terhadap satu wilayah punya dampak ekonomi yang baik bagi masyarakatnya, kan kita benar-benar enggak tahu," ujar mantan penyiar radio itu.

Pandji Pragiwaksono berikan tanggapan soal isu Raja Ampat (YouTube)
Pandji Pragiwaksono berikan tanggapan soal isu Raja Ampat (YouTube)

Lebih lanjut, Pandji menilai bahwa sebagian orang bisa jadi tidak benar-benar peduli pada isu lingkungan tersebut, melainkan hanya memanfaatkannya untuk menyerang tokoh politik tertentu.

"Ini maaf ya, mungkin ini bakal jadi rame. Cuma maksud gue, lu banyak ngomong soal Raja Ampat sekarang, karena emang lu peduli Raja Ampat atau karena emang lu sebel sama Pak Prabowo aja?" ujar Pandji Pragiwaksono.

Ayah dua anak ini juga menyentil sikap sebagian masyarakat Indonesia terhadap orang-orang Papua yang selama ini terkesan acuh atau bahkan mengejek.

"Kalau misalnya lu emang peduli sama Raja Ampat, emang lu pernah ngapain sih untuk masyarakat Papua? orang pakai baju koteka lu ketawain seakan-akan itu keterbelakangan," kata Pandji.

Baca Juga: Beredar Foto Menu MBG Diganti Kudapan Tinggi Kadar Gula, Bikin Orangtua Geram

Pandji juga merasa bahwa saat ini banyak orang yang sebelumnya tidak peduli pada budaya Papua, kini merasa paling vokal saat ada isu lingkungan.

Ilustrasi eksploitasi tambang nikel di Pulau Gag, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. [Instagram Greenpeace Indonesia]
Ilustrasi eksploitasi tambang nikel di Pulau Gag, Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. [Instagram Greenpeace Indonesia]

"Nah sekarang ada isu yang rame, terus lu ngomel-ngomel sendiri. Eksplorasi itu merusak alam, gue juga ngerti," ujar Pandji.

Salah satu pendiri Stand Up Indo ini mengingatkan agar masyarakat bisa lebih hati-hati ketika berpendapat soal isu yang belum diketahui secara jelas.

"Bukan berarti kita enggak boleh berpndapat, tapi boleh dong adil sejak dalam pikiran? Hati-hati ketika berpendapat, orang Papua juga bukan," ujar Pandji. 

Pernyataan Pandji terkait isu kerusakan lingkungan di Raja Ampat itu mendapat komentar beragam dari netizen.

"Saya peduli raja ampat dan sebel sama pemerintah. Gimana dong?" kata akun @_Mam***

"Yaaa kan bisa digabung alasan emang peduli Raja Ampat sama emang benci pemerintah. Emang bisa dipisah, pemerintah yang zolim termasuk ke Raja Ampat, emang pemerintah yang patut buat nggak disukai sampe sekarang, aneh bener penyumbang APBD New York," kata akun @surya***

"Jadi maksud lu panji, karena yang ngerusak alam itu negara yang saat ini dipimpin Prabowo, nggak boleh gitu kita protes?" kata akun @asun***

"Hanya karena kita kotor nggak harus membenarkan yang lebih kotor, Bang Pandji. Kritik ke pemerintah nggak kayak kritik ke temenmu sendiri," komen akun @pw_jo***

Sebelumnya kawasan wisata alam Raja Ampat ramai disorot usai adanya aktivitas penambangan nikel.

Kondisi lingkungan di sekitar Raja Ampat dikabarkan rusak imbas penambangan tersebut.

Lalu pada Selasa, 10 Juni 2025 lalu, pemerintah telah resmi mencabut izin usaha pertambangan (IUP) empat perusahaan tambang nikel di kawasan Raja Ampat.

Empat IUP yang dicabut pemerintah adalah milik empat perusahaan pertambangan nikel, yakni PT Anugerah Surya Pratama, PT Mulia Raymond, PT Kawei Sejahtera Mining, dan PT Nurham.

Kontributor : Rizka Utami

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI