Suara.com - Ustaz Khalid Basalamah akhirnya memberikan klarifikasi lengkap menyusul kabar pemeriksaannya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Melalui siaran langsung di kanal YouTube Khalid Basalamah Official, ia menegaskan bahwa statusnya hanyalah sebagai saksi untuk dimintai keterangan, bukan tersangka.
Dalam siaran yang dilakukan dari Masjid Nurul Iman, Blok M Square, pada Rabu (25/6/2025), sang ustaz menceritakan kembali dialognya dengan penyidik KPK untuk meluruskan simpang siur informasi.
Ia menekankan bahwa kehadirannya di gedung Merah Putih adalah bentuk kerja sama sebagai warga negara yang baik.
"Teman-teman di sana (KPK) membutuhkan informasi itu. Saya waktu diundang saya tanya sama penyidiknya, 'Saya ini tersangka?'" kata Ustaz Khalid Basalamah.
"'Bukan Ustaz. Ustaz diundang untuk kita tanya-tanya. Mungkin ada yang butuh disampaikan, kesaksian atau apa yang diketahui tentang masalah haji dan kuota'," imbuhnya.
Ustaz Khalid Basalamah menegaskan dukungannya terhadap KPK dan siap membantu memberikan informasi apa pun yang ia ketahui untuk kepentingan negara.
"Kami dukung apa pun sifatnya sebagai warga negara yang baik, kita dukung program pemerintah. Apa pun sifatnya, apa yang bisa saya bantu, saya sampaikan," ujar Ustaz Khalid Basalamah.
Baca Juga: KPK Periksa Hery Indratno Terkait Kasus Kouta Haji, Akankah Menyeret Eks Menag Yaqut Cholil Qoumas?
"Makanya statement yang benar adalah kami membantu. Bukan cuma saya, banyak orang yang diundang," tambahnya.
Salah satu poin utama dalam klarifikasi Ustaz Khalid Basalamah adalah sorotan tajam terhadap pemberitaan media.

Ustaz Khalid Basalamah merasa namanya kerap dieksploitasi untuk menarik perhatian pembaca, bahkan dengan cara yang tidak benar.
Dia menyayangkan adanya pihak yang membuat framing seolah-olah dirinya sudah ditetapkan sebagai tersangka.
"Cuma Wallahulam kenapa nama Khalid Basalamah ini luar biasa. Seperti gula dan madu, terjual sekali," ucap Ustaz Khalid Basalamah.
"Ada yang buat karikatur seperti saya sudah diborgol. Ini kebodohan, sebenarnya tidak seperti itu," katanya menyambung.
Ustaz Khalid Basalamah pun mengajak semua pihak, terutama masyarakat dan media, untuk lebih dewasa dalam menyikapi sebuah isu.
Bagi Ustaz Khalid Basalamah, persatuan bangsa harus menjadi prioritas utama.
"Terlepas dari seagama, sebangsa aja. Bhineka Tunggal Ika. Apa pun yang positif, kita dukung. Kalau ada yang salah, kita luruskan, kita ingatkan," tutur Ustaz Khalid Basalamah.
"Saya yakin KPK memang dibentuk untuk tujuan yang baik untuk negara kita. Kita berikan dukungan. Kalau ada informasi yang ditanyakan, sampaikan," imbuhpnya.
Ustaz Khalid Basalamah menyatakan dirinya tidak memiliki kekhawatiran apa pun saat menerima undangan dari KPK karena merasa tidak melakukan kesalahan.
"Saya waktu diundang tidak menolak. Apa yang musti dikhawatirkan? Tidak ada kesalahan. Saya tidak berbuat apa-apa," ucap Ustaz Khalid Basalamah dengan santai.
![Ustaz Khalid Basalamah meminta maaf dan memberikan klarifikasi terkait ceramah wayang. [Instagram@khalidbasalamahofficial]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/02/21/33203-ustaz-khalid-basalamah.jpg)
"Kecuali saya terlibat di pemerintahan, kemudian ada tanda tangan palsu, wallahualam. Tapi kan tidak pernah," ujarnya.
Sebagai pendakwah sekaligus pebisnis, Ustaz Khalid Basalamah selama ini merasa berada di jalan yang lurus-lurus saja.
"Saya di kantor (punya) sendiri, usaha sendiri. Semua itu bergerak dengan rezeki yang halal, tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan," ungkapnya.
Momen ini juga digunakannya untuk memberikan kritik keras terhadap praktik jurnalistik yang hanya mengejar klik dan sensasi.
Dia meminta media untuk bekerja lebih profesional dan menyajikan informasi yang edukatif. "Kalau yang provokatif untuk apa? Supaya sesama warga saling menyerang?" tanyanya.
Di sisi lain, Ustaz Khalid Basalamah sebenarnya sudah terbiasa dengan sorotan semacam ini dan memilih untuk tidak menghabiskan waktu merespons setiap isu yang menerpanya.
"Apa yang perlu diklarifikasi? Untuk apa ngabis-ngabisin waktu dan umur untuk itu? Kita tidak melanggar, tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan," pungkasnya.
Kontributor : Neressa Prahastiwi