Infografis
Suara.com - Kabar duka datang dari dunia dangdut, sang maestro legendaris Hamdan ATT meninggal dunia pada Selasa, 1 Juli 2025.
Kabar tersebut dibenarkan pihak keluarga lewat anak Hamdan ATT, Azza yang mengonfirmasi kebenaran tentang kematian sang ayah.
"Iya betul (meninggal dunia). Ini masih dicek sama dokter juga, cuma memang sudah henti napas karena baru banget gitu," kata Azza saat dihubungi Suara.com pada Selasa, 1 Juli 2025 sekira pukul 13.00 WIB.
Kepergian Hamdan ATT tentu membawa duka tersendiri terutama pencinta musik dangdut.
Tak bisa dipungkiri, karya pria 79 tahun itu menghiasai dunia dangdut berpuluh-puluh tahun lamanya.
Bahkan sejak dirinya sudah tak sehat karena mengalami stroke pada 2017, lagunya tetap dinikmati banyak orang.
Berikut ini Suara.com rangkum 10 lagu dangdut Hamdan ATT terbaik sepanjang masa.
1. Termiskin di Dunia
Lagu ikonik yang melambungkan namanya ini bercerita tentang kepasrahan dan kesenjangan sosial, menjadi salah satu lagu dangdut paling dikenal sepanjang masa.
Baca Juga: Hamdan ATT Meninggal, Biaya Obat Stroke Puluhan Juta Tak Ditanggung BPJS
Meskipun sangat identik dengan Hamdan ATT, lagu "Termiskin di Dunia" diciptakan oleh seorang maestro dangdut lainnya, yaitu Eddy Lestaluhu.
Namun, pembawaan dan suara khas Hamdan ATT yang membuat lagu ini menjadi sangat ikonik.
2. Tidak Semua Laki-Laki
Lagu ini memberikan perspektif dan nasehat dalam memandang sebuah hubungan, menjadi hits yang disukai banyak orang.
Lirik dalam lagu ini secara langsung menyampaikan pesan bahwa tidak adil untuk menyamaratakan semua pria hanya karena pengalaman buruk di masa lalu. Sang pria dalam lagu ini menawarkan sebuah harapan dan ketulusan baru.
Meskipun sangat populer dibawakan oleh Hamdan ATT, lagu ini sebenarnya diciptakan oleh musisi dangdut senior, Leo Waldy.
Hingga kini, "Tidak Semua Laki-Laki" masih sering didaur ulang oleh penyanyi-penyanyi dangdut generasi baru, baik dalam format koplo maupun versi asli.
Hal ini membuktikan bahwa lagu ini memiliki melodi dan lirik yang kuat sehingga tetap relevan dan disukai oleh berbagai kalangan usia.
3. Bekas Pacar
Seperti banyak lagu hitsnya, "Bekas Pacar" dibawakan dengan melodi dangdut melankolis yang mendayu-dayu. Suara khas Hamdan ATT yang penuh penghayatan membuat pesan dan perasaan dalam lagu ini tersampaikan dengan sangat kuat.
Menariknya, lagu ini bukan ciptaan Hamdan ATT sendiri, melainkan diciptakan oleh penyanyi dan penulis lagu dangdut legendaris lainnya, yaitu Imam S. Arifin.
Kolaborasi antara lirik puitis Imam S. Arifin dan vokal emas Hamdan ATT menghasilkan sebuah karya yang abadi.
4. Jandaku
Kekuatan lagu ini, selain pada liriknya, juga terletak pada aransemen musik dangdut melankolis yang sangat kental. Alunan melodi yang mendayu-dayu, dipadukan dengan cengkok vokal Hamdan ATT yang khas, sukses membuat pendengar ikut merasakan kepedihan dan kerinduan yang ada dalam lagu.
Sama dengan Bekas Pacar, lagu Jandaku juga karya dari Imam S. Arifin.
5. Terlanjur Basah
"Terlanjur Basah" adalah salah satu lagu dangdut populer yang identik dengan suara khas Hamdan ATT.
Namun, ada beberapa fakta menarik di balik lagu ini yang seringkali membuat orang keliru.
Lagu ini diciptakan oleh musisi pop ternama, Obbie Messakh. Ini menjadi salah satu contoh bagaimana lagu ciptaan musisi pop bisa sangat sukses ketika dibawakan dalam aransemen dangdut.
Versi yang paling meledak dan menjadi ikon dari lagu "Terlanjur Basah" adalah versi yang dinyanyikan oleh Meggy Z.
Hamdan ATT juga merekam dan merilis versinya sendiri, yang membuktikan betapa populernya lagu ini sehingga banyak penyanyi papan atas ingin membawakannya.
Versi Hamdan ATT memiliki aransemen dan cengkok yang khas sesuai dengan gayanya yang lebih melankolis.
6. Jangan Cintai Aku
Lagu ini sangat selaras dengan lagu ikoniknya, "Termiskin di Dunia".
Keduanya mengangkat tema kemiskinan dan kerendahan hati sebagai penghalang dalam sebuah hubungan asmara. Ini memperkuat persona Hamdan ATT sebagai "suara orang-orang kecil" dalam musik dangdut.
Kekuatan utama lagu ini terletak pada cara Hamdan ATT membawakannya.
Vokalnya yang mendayu dan penuh penghayatan berhasil menyampaikan perasaan sedih, pasrah, dan dilema batin dari tokoh dalam lagu.
Pendengar bisa ikut merasakan kepedihan di balik penolakan cinta tersebut.
7. Hidup Pas Pasan
Lagu ini semakin mengukuhkan posisi Hamdan ATT sebagai penyanyi dangdut yang menjadi "suara" bagi masyarakat kalangan bawah.
Tema kemiskinan dan hidup sederhana menjadi benang merah dalam banyak karyanya.
Lagu ini populer di era 90-an, sebuah dekade di mana Hamdan ATT berada di puncak kariernya dan merilis banyak album serta lagu-lagu hits.
Menurut data dari Apple Music, lagu ini diciptakan oleh Budi POM dan Panji Anes.
8. Harta dan Cinta
Lagu ini adalah pelengkap sempurna untuk lagu-lagu hitsnya seperti "Termiskin di Dunia" dan "Hidup Pas-Pasan".
Jika lagu-lagu tersebut lebih bernada pasrah dan rendah diri, "Harta dan Cinta" menunjukkan sisi yang lebih tegas dan berprinsip.
Ini membangun karakter yang utuh dari persona panggung Hamdan ATT.
Pesan moral dalam lagu ini tidak akan pernah lekang oleh waktu.
Di setiap generasi, perdebatan antara memilih pasangan berdasarkan materi atau ketulusan hati akan selalu ada.
Hal inilah yang membuat lagu "Harta dan Cinta" tetap relevan dan sering didengarkan hingga sekarang.
9. Berdosa
"Berdosa" adalah salah satu lagu Hamdan ATT yang memiliki kedalaman makna spiritual dan menjadi bagian dari genre "dangdut nasihat" atau lagu-lagu dakwah.
Lagu ini berbeda dari kebanyakan tembang hitsnya yang berfokus pada tema cinta atau kemiskinan.
10. Berkawan Dengan Duka
"Berkawan Dengan Duka" adalah salah satu lagu yang sangat mewakili gaya musik dan persona panggung Hamdan ATT.
Lagu ini adalah contoh sempurna dari lagu dangdut melankolis yang menjadi ciri khasnya.
Jika "Termiskin di Dunia" adalah tentang kondisi, maka "Berkawan Dengan Duka" adalah tentang kondisi batin yang diakibatkannya.
Lagu ini adalah puncak dari tema kesedihan dan kepasrahan yang sering diusung oleh Hamdan ATT.
Itu tadi deretan lagu dangdut Hamdan ATT terbaik sepanjang masa.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah
