Suara.com - Penyanyi dangdut Inul Daratista membagikan kisah menegangkan yang pernah dialaminya selama berkarier dan berkeliling Indonesia untuk tampil di berbagai acara.
Pengalaman-pengalaman itu Inul Daratista dapatkan karena intensitas perjalanan udara yang begitu tinggi, terutama pada masa kejayaan di awal kariernya.
Inul Daratista mengaku sudah sangat terbiasa menggunakan pesawat sebagai moda transportasi utama sejak lama saat manggung ke luar kota.
Bahkan, dalam satu hari, ia bisa beberapa kali terbang dari satu kota ke kota lainnya demi memenuhi panggilan manggung.
"Banyak kalau naik pesawat kan, aku naik pesawat dari sudah lama banget. Sudah waktu fenomenal dulu. Sehari bisa 2-3 kali naik pesawat," ungkap Inul Daratista Dalam sebuah kesempatan wawancara di program Pagi-Pagi Ambyar yang tayang di Trans TV.

Namun, di balik kemudahan dan efisiensi yang ditawarkan pesawat, Inul juga menyimpan cerita-cerita kelam yang tak mudah dilupakan.
Salah satu pengalaman paling menegangkan terjadi ketika ia dijadwalkan tampil di Papua atas undangan dari pejabat setempat.
Saat itu, penerbangan menuju Papua nyaris berujung petaka. Inul Daratista mengenang bagaimana pesawat yang ditumpanginya sempat mengalami kendala teknis di udara.
"Kalau yang di Papua itu aku nyanyi diundang sama Bapak Ibu Kapolda untuk menghibur di Papua," terang Inul.
Baca Juga: Inul Daratista Lega Lihat Adam Suseno Pulih, Kini Siap Kembali TikTok-an
Istri Adam Suseno itu pun tidak menyangka pesawat yang ditumpanginya mengalami hal tersebut.
"Jadi pesawatnya itu mengalami insiden di atas. Muter-muter, katanya rodanya nggak keluar satu. Terus kebocoran bensin gitu. Jadi hebatnya sih pilotnya ya," jelasnya.
Dalam kondisi genting tersebut, pesawat terus mengitari udara untuk mencari cara mendarat dengan aman meskipun roda pendaratan tidak seluruhnya keluar.
"Karena pilotnya itu ngajakin kita muter-muter gitu sampai bensinnya habis katanya. Terus landing-nya itu rodanya kan nggak keluar satu," tambahnya.

Beruntung, pilot berhasil mengendalikan situasi hingga pesawat bisa mendarat, meskipun dengan kondisi darurat. Setelah itu, pesawat pun diperbaiki dalam waktu singkat sebelum melanjutkan perjalanan.
"Jadi kita cuma berdoa saja, tapi bilangnya bagus. Habis itu diperbaikin, nunggu kira-kira 1-2 jam baru terbang lagi ke Papua Timika kalau nggak salah itu dulu," ungkapnya lagi.
Tak hanya insiden di Papua, pelantun lagu Buaya Buntung ini juga pernah mengalami pengalaman tak kalah menyeramkan saat terbang menggunakan helikopter.
Saat itu Inul mengaku pergi ke mengisi acara dalam rangka menghadiri kampanye Pilkada di wilayah Sulawesi.
Ia menuturkan, cuaca yang semula cerah mendadak berubah drastis hanya dalam hitungan jam.
Helikopter yang ia tumpangi pun terjebak di tengah awan gelap saat masih di udara.
"Jam 1 cuaca masih bagus, tiba-tiba jam 2, jam 3 cepat banget cuaca itu jalan. Terus aku berada di dalam helikopter bersama calon kepala daerah. Habis itu di dalam awan gelap gitu. Jadi helikopternya itu kayak sudah, kayak assalamualaikum-lah gitu," kisahnya.
Pilot akhirnya memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat di lokasi tak terduga di sebuah halaman sekolah dasar di kawasan pegunungan.
"Habis itu pintarnya pilot juga, di-landing-in. Tapi landing-nya bukan di tempat landing, tapi di nyasar di pegunungan. Ada satu halaman sekolah SD waktu itu. Jadi helikopternya di situ. Sampai pagi akhirnya dari Kendari ke salah satu gunung kalau nggak salah. Itu di mana tempat kita mendarat darurat di helikopter itu. Pernah kayak gitu," lanjutnya.

Inul juga mengungkapkan pengalaman menghadapi turbulensi ekstrem saat penerbangan dari sebuah pulau menuju Jakarta. Ia menyebut, saat itu situasinya begitu mencekam hingga masker oksigen keluar dan seluruh penumpang panik berdoa.
"30 menit menuju Jakarta itu turbulensi habis. Sampai keluar ini, oksigen. Orang sudah berdoa-doa semuanya, sudah pernah kayak gitu. Sudah pernah ngalamin hal-hal yang buruk juga," ceritanya.
Setelah mengalami berbagai insiden yang nyaris mengancam nyawanya, Inul mengaku kini lebih memilih transportasi darat, terutama saat harus bepergian ke Surabaya.
"Jadi sebenarnya jujur saja aku lebih mengurang-urangin naik pesawat. Karena aku masih trauma dengan hal-hal yang kayak gitu. Makanya sekarang kalau ke Surabaya, kalau ada show-show di Surabaya, lebih enak naik kereta," pungkasnya.