Soal surat yang beredar, Tina menyatakan tidak mengetahui apapun terkait pembuatan surat tersebut.
"Mengenai surat yang beredar dengan mencantumkan nama saya, itu benar-benar saya tidak tahu menahu, karena memang saya tidak pernah meminta untuk dibuatkan surat seperti tersebut," tegasnya.
Tina juga menunjukkan ketidaksesuaian antara tanggal surat dengan tanggal keberangkatannya.
"Karena jika dilihat kembali, surat tersebut baru dibuat pada tanggal 30 Juni 2025, sementara saya bersama rombongan sekolah putri saya sudah melaksanakan keberangkatan pada 29 Juni 2025," jelasnya.
Tina menegaskan bahwa selama di Eropa, tidak ada pendampingan dari pihak lain selain dari guru dan orang tua murid.
"Sejak saya sampai dan selama saya berada di sini, tidak ada pendampingan dari pihak lain selain rombongan sekolah putri saya dan juga guru-guru pendamping serta beberapa orang tua murid yang ikut serta untuk mendampingi putra-putrinya," ungkapnya.
Tina menutup klarifikasinya dengan menegaskan bahwa perjalanan tersebut adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai ibu dan tidak berkaitan dengan fasilitas negara.
"Saya hanya seorang ibu yang wajib bertanggung jawab atas putrinya yang masih 12 tahun dan akan melakukan perjalanan jauh untuk membawa nama harum Indonesia dalam festival budaya," pungkasnya.
Sebelumnya, Maman Abdurrahman juga telah mendatangi gedung KPK untuk memberikan klarifikasi yang hampir sama dengan sang istri.
Baca Juga: Kenapa Menteri UMKM Tak Bisa Jawab Surat Sakti Tur Eropa Istri Asli atau Palsu?
Terkait surat dari Kementerian UMKM, Maman membenarkan adanya surat permohonan dukungan.
Namun, dia menjelaskan bahwa surat itu hanya berupa permohonan pendampingan, bukan permintaan pembiayaan dari negara.
Maman juga menyatakan kebingungan atas munculnya surat itu karena tidak pernah memberikan perintah terkait penerbitannya.
Kontributor : Chusnul Chotimah