Suara.com - Kalender sinema dunia menandai Juli 2025 dengan tinta merah tebal.
Bukan sekadar bulan rilis film musim panas biasa, ini adalah arena gladiator modern di mana tiga properti intelektual (IP) paling masif dalam sejarah Hollywood akan saling berhadapan dalam pertarungan epik memperebutkan dompet dan hati penonton global.
Tiga raksasa—Jurassic World: Rebirth, Superman, dan Fantastic Four: First Steps, masing-masing membawa daya tarik unik yang menjanjikan sebuah pengalaman sinematik tak terlupakan.
Pertanyaannya bukan lagi film apa yang akan Anda tonton, melainkan film mana yang akan Anda tonton lebih dulu.
Jurassic World: Rebirth – Kembalinya Teror Prasejarah yang Lebih Gelap dan Liar
Setelah trilogi Jurassic World menutup kisahnya, banyak yang mengira waralaba ini akan berhibernasi.
Namun, Universal Pictures punya rencana lain. Rebirth atau "Kelahiran Kembali" bukan sekadar subjudul; ini adalah sebuah janji.
Film ini didesain sebagai sebuah soft reboot yang menyuntikkan darah segar dengan membawa sutradara Gareth Edwards (Godzilla, Rogue One) dan bintang sekaliber Scarlett Johansson.
Baca Juga: Dalami Peran, Tissa Biani Naikkan Berat Badan 5 Kg di Film Panggil Aku Ayah
Langkah ini adalah sinyal kuat bahwa waralaba ini bergeser dari petualangan keluarga menjadi sesuatu yang lebih primal dan menegangkan.
Daya tarik utamanya terletak pada visi Edwards, seorang sutradara yang dikenal mampu menciptakan skala dan atmosfer mencekam.
Jangan lagi harapkan dinosaurus yang jinak atau taman hiburan yang lepas kendali.
"Kami tidak sedang membuat film tentang monster, kami membuat film tentang hewan purba yang luar biasa berbahaya," seorang sumber dari tim produksi membocorkan.
"Visi Gareth adalah mengembalikan rasa 'horor ekologis' yang membuat film pertama Spielberg begitu ikonik. Ini adalah thriller bertahan hidup dengan skala global, di mana manusia bukan lagi spesies dominan."
Kehadiran Scarlett Johansson juga menjamin kualitas akting papan atas, menambah bobot dramatis di tengah kekacauan prasejarah yang dijanjikan.
Superman – Fajar Baru Harapan untuk Semesta DC
Di sudut lain, berdiri sang Man of Steel dalam wujud barunya. Disutradarai oleh arsitek utama DC Studios, James Gunn, Superman adalah pertaruhan terbesar dan terpenting bagi masa depan DC Universe (DCU).
Film ini membawa beban ekspektasi untuk menghapus jejak sinematis masa lalu yang lebih kelam dan memperkenalkan Superman yang selama ini dirindukan para penggemar: simbol harapan, kebaikan, dan kemanusiaan.
Dibintangi oleh David Corenswet, film ini menjanjikan palet warna yang lebih cerah dan narasi yang lebih optimis.
Daya tariknya adalah sebuah janji pembaruan total. Ini bukan lagi kisah tentang dewa yang terasing, melainkan tentang seorang pahlawan yang memilih menjadi bagian dari umat manusia.
"James (Gunn) selalu menekankan bahwa inti dari Superman adalah kebaikannya," ungkap seorang analis industri film.
"Film ini bukan tentang seberapa keras ia bisa memukul, tapi tentang seberapa besar ia bisa menginspirasi. Ini adalah surat cinta untuk era klasik Superman, di mana menjadi baik adalah sebuah kekuatan super."
Dengan Rachel Brosnahan sebagai Lois Lane yang cerdas dan tangguh, chemistry antara dua karakter utama ini diprediksi akan menjadi jantung emosional film dan fondasi bagi seluruh DCU yang baru.
Fantastic Four: First Steps – Petualangan Retro-Futuristik Keluarga Pertama Marvel
Setelah bertahun-tahun dinantikan, keluarga pertama Marvel akhirnya pulang ke rumahnya di Marvel Cinematic Universe (MCU).
Fantastic Four: First Steps adalah salah satu proyek paling ambisius dari Marvel Studios, bukan karena skala kehancurannya, melainkan karena nada dan gayanya yang unik.
Dibintangi oleh ansambel impian yang dipimpin oleh Pedro Pascal sebagai Reed Richards, film ini sengaja mengambil jalur yang berbeda dari film superhero kebanyakan.
Rumor kuat yang beredar tentang latar waktu tahun 1960-an menambah daya tarik misteriusnya.
Keistimewaan film ini adalah fokusnya pada dinamika keluarga dan petualangan fiksi ilmiah murni.
Subjudul First Steps (Langkah Pertama) menyiratkan bahwa kita tidak akan disuguhi lagi kisah asal-usul yang membosankan.
"Bayangkan ini adalah sebuah episode hilang dari Star Trek: The Original Series yang bertemu dengan kehangatan dan kekacauan film-film keluarga Pixar," kata seorang sumber.
"Ini adalah tentang empat orang jenius yang saling mencintai, terkadang saling membuat kesal, sambil menjelajahi keajaiban kosmik yang belum pernah terbayangkan. Ini adalah petualangan, bukan perang."
Daya tarik visual retro-futuristik, dipadukan dengan pesona para pemainnya, menjanjikan sebuah film MCU yang terasa segar, cerdas, dan penuh hati.