Suara.com - Warganet Malaysia menyerukan publiknya untuk memboikot film Jumbo dan sinema Indonesia. Pemicunya adalah film buatan sineas mereka sendiri, Blood Brothers: Bara Naga, gagal total di pasar negeri jiran.
Gelombang kekecewaan dan kemarahan tersebut tengah melanda media sosial Malaysia.
Situasi ini memanas hingga muncul seruan untuk memboikot film-film Indonesia, dengan film animasi Jumbo yang justru sedang laris manis menjadi sasaran utamanya.
Fenomena "buruk muka cermin dibelah" ini mencuat setelah film aksi ambisius Malaysia, Blood Brothers: Bara Naga, gagal total di bioskop Indonesia.
![Film Laga Malaysia Terbaik 2025 Blood Brothers: Bara Naga. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/06/12/58012-film-laga-malaysia-terbaik-2025-blood-brothers-bara-naga.jpg)
Film yang digadang-gadang sebagai salah satu film terlaris sepanjang masa di Malaysia itu, dilaporkan hanya mampu menarik sekitar 1.647 penonton selama masa tayangnya di Indonesia.
Angka yang sangat timpang jika dibandingkan dengan kesuksesan film-film Indonesia di bioskop Malaysia.
Kekecewaan ini tumpah di media sosial.
Sebagian netizen Malaysia menuding pasar film Indonesia tidak adil dan sengaja menutup pintu bagi karya dari negara tetangga.
"Beberapa netizen Malaysia menyebut pasar Indonesia tidak adil," demikian narasi yang beredar dalam video yang dilihat Suara.com, Rabu (16/7/2025).
Baca Juga: Mirip seperti Main Lego, Ryan Adriandhy Ceritakan Proses Kreatif Pembuatan Film Jumbo
Alih-alih melakukan introspeksi terhadap kualitas dan strategi pemasaran film mereka, sebagian netizen justru melampiaskannya dengan menyerukan aksi balasan.
"Sebagian bahkan menyerukan boikot terhadap Jumbo, film animasi Indonesia yang justru sedang pecah rekor sebagai animasi terlaris di Asia Tenggara," ungkap narasi dalam sebuah video analisis.

Sentimen negatif ini semakin diperkeruh oleh ulah oknum reviewer dan media Malaysia.
Seorang reviewer film asal Malaysia dikecam karena dianggap merendahkan Jumbo dengan bahasa tubuh dan gestur yang tidak pantas saat mengulas.
Puncaknya, sebuah media bernama BuzzPop TV dituding menghina dengan memplesetkan judul "Jumbo" menjadi "Jubo," sebuah istilah kasar dalam bahasa Melayu yang berarti "lubang p****t". Aksi ini memicu perang komentar lintas negara di dunia maya.
Namun, apakah benar pasar film Indonesia berlaku tidak adil?