Suara.com - Di tengah era industri musik yang serba cepat dan kompetitif, Superman Is Dead (SID) berhasil menjaga formasi utuh sejak berdiri pada 1995.
Menjelang konser akbar Distorsi Tiga Dekade pada 17 Agustus 2025 mendatang, SID pun blak-blakan mengungkap filosofi mereka soal kebersamaan, royalti, hingga nasib band jika salah satu personel meninggal dunia.
Salah satu kunci utama yang membuat mereka awet hingga kini adalah soal pembagian fee. Diyakini, pembagian fee antar personel SID cukup adil dan tak banyak menyebabkan perselisihan.
"Itu justru yang bikin SID bertahan dari 1995 sampai sekarang," kata Jerinx, sang drummer, dalam konferensi pers konser Distorsi Tiga Dekade yang digelar di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 16 Juli 2025.
Adapun ketika Jerinx sempat tersandung kasus hukum beberapa tahun lalu, SID tetap solid.
"Waktu itu kan pandemi juga, kita nggak banyak aktivitas,"kata Eka Rock, basis SID.
![Superman Is Dead dan promotor dalam konferensi pers konser Distorsi Tiga Dekade di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 16 Juli 2025. [Suara.com/Tiara Rosana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/16/95992-superman-is-dead-dan-promotor-dalam-konferensi-pers-konser-distorsi-tiga-dekade.jpg)
"Lagi-lagi, kita melebur jadi satu," timpal Bobby Kool sang vokalis.
Di sisi lain, bagi SID, tinggal dan besar di Bali menjadi salah satu faktor penting menjaga keutuhan.
"Kalau kami tinggal di kota industrial seperti Jakarta yang sangat materialistis, mungkin ceritanya lain. Bisa saja saat salah satu dari kami bermasalah langsung dipecat. Itu banyak terjadi," ungkap Jerinx.
Baca Juga: Soroti 'Kampung Rusia', Jerinx SID Ungkap Keresahan Soal Ekspansi WNA di Bali
"Kami tuh lahir dan tumbuh di lingkungan yang enggak terlalu dikendalikan ambisi dan insting ekonomi," ucapnya menyambung.
Soal royalti dan performing rights, SID mengaku tidak terlalu ambil pusing. Mereka sudah menyerahkan persoalan tersebut kepada label musik mereka dan tak terlalu menjadikan perihal itu sebagai prioritas.
"Kalau dari Sony masih masuk sih, walau bukan miliaran," kata Bobby. “Kami enggak terlalu mikirin itu. Bukan prioritas kami,” tambah Eka.
Jerinx juga menyindir sistem royalti di Indonesia yang menurutnya tidak transparan.
"LMK itu apa?" ujarnya setengah bercanda.
Bobby pun menimpali, "Kalau bisa adil ya kami terima, tapi kami lihat dulu seperti apa?".