Dituding Pro Palestina, Film Superman Terbaru Diboikot Warga Israel

Rabu, 16 Juli 2025 | 19:44 WIB
Dituding Pro Palestina, Film Superman Terbaru Diboikot Warga Israel
Warga Israel boikot film Superman yang dinilai anti-genosida. [Instagram]

Suara.com - Baru-baru ini, media sosial diramaikan oleh sebuah tulisan panjang dari seorang warga Israel yang mengungkapkan rasa kecewa dan marahnya setelah menonton film Superman bersama putranya.

Ia menuding film Superman tersebut secara terang-terangan menyebarkan propaganda anti-Israel dan lebih memihak Palestina.

Curahan hati seorang ayah ini dimulai dari kisahnya dengan antusiasme membawa sang anak untuk menyaksikan aksi pahlawan super pamungkas, Superman, karakter yang menurutnya memiliki akar sejarah mendalam dengan komunitas Yahudi.

"Superman! Superhero terhebat, karakter yang diciptakan oleh dua imigran Yahudi, Jerry Siegel dan Joe Shuster, pada tahun 1930-an. Karakter ini seharusnya mewakili harapan, keadilan, dan cahaya," tulisnya dilansir dari akun X @Betar_USA.

Ia menekankan bahwa banyak elemen dari produksi film ini memiliki kaitan dengan Yahudi, mulai dari aktor pemeran Superman hingga studio yang memproduksinya.

Bahkan secara simbolis dan historis, karakter Superman sendiri dianggap berakar dari narasi Yahudi.

"Seorang pengungsi yang dikirim dari krisis dan perang untuk menyelamatkan dunia yang lebih baik, diciptakan untuk memberdayakan orang-orang Yahudi yang kembali dari Holocaust," lanjutnya.

Namun, harapannya untuk melihat superhero masa kecilnya pupus ketika menonton film tersebut di bioskop.

Ia menilai para sinea progresif di Hollywood telah menginjak-nginjak simbolis dan historis dari superhero tersebut.

Baca Juga: Superman Melesat di Box Office, David Corenswet Ngaku Fix Main Sekuel

Sebab, ia menilai film Superman ini justru menampilkan gambaran orang-orang Israel yang begitu kejam terhadap warga Palestina.

“Alih-alih menampilkan karakter yang membela yang lemah dan berjuang untuk keadilan, mereka mengubahnya menjadi karikatur politik yang menjijikkan, di mana Israel (dengan nama lain) digambarkan sebagai negara fasis, penghasut perang, dan sekutu dekat AS, yang memasok persenjataan canggih untuk melawan 'petani miskin dan sengsara (warga Palestina yang baik) dengan garpu rumput dan batu'," ungkapnya dengan gamblang.

Puncak kekecewaannya adalah ketika sang Man of Steel justru mengambil posisi yang berlawanan dengan ekspektasinya.

"Dan Superman? Dia datang untuk menyelamatkan mereka dari Israel yang haus darah. Ini secara harfiah adalah film hasutan yang melawan kami," tulisnya.

Momen paling menyentuh baginya adalah ketika ia harus berhadapan dengan pertanyaan polos dari sang anak, yang membuat pengalamannya semakin menyakitkan.

Pertanyaan itu seolah merangkum seluruh kegelisahannya tentang bagaimana generasi muda akan memandang konflik tersebut melalui film Superman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI