Suara.com - Grup band legendaris asal Bali, Superman Is Dead (SID), kembali menegaskan sikap santainya soal perizinan lagu.
Di tengah maraknya isu lisensi dan hak cipta yang kerap memicu kontroversi di industri musik, SID justru memilih tak ambil pusing jika ada musisi atau penikmat musik yang membawakan lagu-lagu mereka.
"Kami sendiri enggak masalah," kata Bobby Kool, vokalis sekaligus gitaris SID saat ditemui usai konferensi pers konser Distorsi Tiga Dekade di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu 16 Juli 2025.
Sikap tersebut juga diamini oleh sang bassist, Eka Rock. Menurutnya, urusan izin membawakan lagu justru lebih membingungkan daripada membantu.
"Kalau mau izin seperti apa? Kami juga bingung," ujar Eka Rock.
![Superman Is Dead dan promotor dalam konferensi pers konser Distorsi Tiga Dekade di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 16 Juli 2025. [Suara.com/Tiara Rosana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/16/76621-superman-is-dead-dan-promotor-dalam-konferensi-pers-konser-distorsi-tiga-dekade.jpg)
Lebih lanjut, Jerinx, drummer SID yang dikenal vokal dan blak-blakan, menyebut bahwa mereka tak punya waktu untuk mengecek satu per satu siapa saja yang menyanyikan lagu-lagu mereka.
Bagi Jerinx, urusan semacam itu hanya akan menyita energi dan terasa merepotkan.
"Kami enggak mau juga cekin satu-satu, balesin satu-satu (kalau ada yang izin), ribet dong," tegas Jerinx.
Eka Rock bahkan menyebut bahwa selama nama SID tetap dicantumkan, mereka justru merasa terbantu dengan penyebaran karya tersebut.
Baca Juga: Ucapannya Melantur di Podcast Denny Sumargo, Jerinx SID Klarifikasi: Lagi Mabuk Berat
"Enggak apa-apa sih kalau orang lain bawain lagu kami. Kan rajin nge-tag kita, itu bukan masalah," katanya santai.
![Superman Is Dead dan promotor dalam konferensi pers konser Distorsi Tiga Dekade di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu, 16 Juli 2025. [Suara.com/Tiara Rosana]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/16/95992-superman-is-dead-dan-promotor-dalam-konferensi-pers-konser-distorsi-tiga-dekade.jpg)
Menurut Eka, hal tersebut justru bisa menjadi bentuk promosi organik yang memperluas jangkauan musik SID ke berbagai kalangan.
"Jadi itu bagian dari promosi, ya," tambahnya.
Grup band yang telah berdiri sejak 1995 ini memang dikenal konsisten menjaga nilai kebebasan berekspresi dalam musik.
Lagu-lagu mereka seperti Punk Hari Ini, Sunset di Tanah Anarki, Jika Kami Bersama, hingga Kuat Kita Bersinar tak hanya populer, tapi juga sering dijadikan lagu wajib di berbagai panggung komunitas musik independen.
Sikap terbuka SID terhadap penggunaan lagu mereka semakin menegaskan identitas band punk rock yang membumi, tanpa pretensi, dan enggan ribet soal urusan birokrasi musik.
Sementara itu, SID tengah bersiap menggelar konser akbar bertajuk Distorsi Tiga Dekade yang akan berlangsung pada 17 Agustus 2025 di Ex Hanggar Teras Pancoran, Jakarta Pusat. Acara ini menjadi perayaan 30 tahun perjalanan SID di industri musik Tanah Air.
"Untuk acara ini, kami mulai latihan dan mencoba membawakan lagu-lagu yang sudah kami susun. Beberapa di antaranya belum pernah kami tampilkan sebelumnya," tutur Bobby Kool.
Konser Distorsi Tiga Dekade juga akan menjadi momentum penting bagi penggemar lintas generasi yang tumbuh bersama lagu-lagu penuh semangat dan kritik sosial ala SID.
Meski telah melewati berbagai pasang surut, termasuk kontroversi hukum hingga tekanan industri, trio asal Bali ini tetap solid dan teguh pada jalur musik yang mereka yakini.
Seperti diketahui, band punk rock asal Bali ini digawangi Jerinx (drum), Bobby Kool (vokal/gitar), dan Eka Rock (bass).
Dikenal lewat lagu-lagu bernuansa kritik sosial dan perjuangan, SID telah menelurkan sejumlah album ikonik seperti Kuta Rock City dan Black Market Love.
Mereka menjadi salah satu band Indonesia yang konsisten dengan formasi asli selama tiga dekade, dan tetap berpengaruh di skena musik punk hingga hari ini.