Ada pula komentar yang menyoroti kemungkinan bahwa insiden ini berkaitan dengan kualitas bahan bakar dari stasiun pengisian tertentu.
“Di Bali kemarin banyak kejadian yang sama, satu bengkel dalam sehari bisa kemasukan belasan mobil buat turun tangki. Ternyata bawa penyakit yang sama. Setelah dikroscek ternyata beberapa mobil itu dapat langganan beli bahan bakar di pom yang sama,” ungkap komentar lainnya.
Beberapa pengguna media sosial bahkan memberikan penjelasan secara ilmiah. Salah satu komentar menyebutkan bahwa fenomena itu mungkin terjadi karena proses kimia tertentu yang menyebabkan pengendapan partikel di dalam tangki.
![Dwi Sasono saat ditemui di Jakarta, Kamis (22/9). [Suara.com/Oke Atmaja]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/09/24/34891-dwi-sasono-di-cgv.jpg)
“Jawaban ilmiah, yang terjadi sebab proses kimia. Masuk akal juga, tapi yang lebih pentingnya, segera dikuras tangkinya agar tidak menggangu mobilitas karena BBM yang sudah terkontaminasi itu,” jelas pengguna lain.
Sampai berita ini diturunkan, Dwi Sasono belum memberikan update lebih lanjut terkait hasil pengecekan dari bengkel.
Publik pun masih menunggu apakah hal ini murni kesalahan teknis, sabotase, atau justru gejala dari kualitas bahan bakar yang tidak layak edar.
Yang jelas, insiden ini menjadi pengingat penting bagi para pemilik kendaraan untuk lebih berhati-hati, baik dalam memilih tempat pengisian bahan bakar maupun dalam memperhatikan performa mesin sehari-hari.