Respons Pemerintah ke Bendera One Piece Dicap Berlebihan, Arya Novrianus: Takut Sama Bendera Anime?

Senin, 04 Agustus 2025 | 09:00 WIB
Respons Pemerintah ke Bendera One Piece Dicap Berlebihan, Arya Novrianus: Takut Sama Bendera Anime?
Anies Baswedan bersama bendera One Piece. (Twitter/Shani Budi)

Suara.com - Respons pemerintah yang menganggap bendera anime One Piece sebagai simbol berbahaya menuai sorotan dari masyarakat.

Komika sekaligus penggemar berat One Piece, Arya Novrianus, mengkritik sikap tersebut melalui sebuah unggahan video yang kini viral di media sosial X.

Dalam video yang diunggah melalui akun @AryaNovrianus pada Jumat, 2 Agustus 2025, Arya mengungkapkan keheranannya atas perubahan pandangan terhadap serial favoritnya itu.

Fenomena ini mencuat setelah bendera "Jolly Roger" atau tengkorak topi jerami milik kelompok bajak laut Monkey D. Luffy marak digunakan sebagai simbol kekecewaan publik terhadap berbagai kebijakan pemerintah.

Arya menyindir pergeseran persepsi terhadap One Piece yang dulu hanya dianggap sebagai tontonan anak-anak.

simbol Jolly Roger di bendera One Piece (freepik)
simbol Jolly Roger di bendera One Piece (freepik)

"Dulu, baca atau nonton One Piece dianggap kayak anak kecil," tulisnya dalam video tersebut.

Kini, menurutnya, anime yang lekat dengan citra kekanakan itu justru dipandang serius bahkan dianggap sebagai ancaman oleh pihak tertentu.

"Sekarang, One Piece yang dianggap tontonan bocah itu, malah 'dianggap berbahaya' oleh beberapa pihak tertentu," lanjutnya.

Sambil menunjukkan tato bergambar bendera One Piece di lengannya, Arya secara terang-terangan menertawakan ketakutan yang ia nilai tidak pada tempatnya.

Baca Juga: Viral Bendera One Piece di 17-an, Ketua MPR Justru Membela: Hatinya Tetap Merah Putih!

"Takut kok sama bendera di anime sih?" sentilnya seraya menuliskan kata-kata yang mengekspresikan tawa.

Pria yang koleksi figur One Piece miliknya juga terlihat di latar belakang video itu pun menutup unggahannya dengan sebuah ungkapan singkat yang mewakili perasaannya.

"Terlalu kocak," tulisnya, lagi-lagi sambil menyertakan emoji yang menggambarkan tawa.

Unggahan Arya Novrianus ini menjadi cerminan pandangan sebagian publik yang merasa respons aparat dan pejabat negara terlalu berlebihan.

Beberapa pejabat memang secara terbuka menyebut penggunaan simbol ini sebagai upaya provokasi yang dapat memecah belah bangsa.

Video tersebut berhasil menarik perhatian luas dan telah ditonton puluhan ribu kali, menunjukkan banyaknya dukungan terhadap pandangan Arya.

Ironi sebuah simbol dari budaya pop yang mewakili semangat kebebasan dan pertemanan justru ditafsirkan sebagai ancaman serius oleh negara menjadi inti dari kritik yang disampaikan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI