Suara.com - Sebuah pengakuan mengejutkan datang dari Dokter Amira Farahnaz, alias Dokter Samira alias Dokter Detiktif, alias Doktif.
Saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan kasus pemerasan dengan terdakwa Nikita Mirzani, Doktif membeberkan kronologi penawaran uang senilai Rp20 miliar dari Dokter Reza Gladys.
Kesaksian bermula ketika Doktif mengulas produk milik dr Reza Gladys yang ia anggap bermasalah.
Menurut penuturan Doktif, suami dr Reza Gladys, Attaubah Mufid, sempat menemuinya dan mengakui bahwa produk mereka memang overclaim dan overprice.
![Dokter Detektif atau Doktif hadir sebagai saksi di sidang lanjutan kasus pemerasan Nikita Mirzani terhadap Reza Gladys di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis, 7 Agustus 2025. [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/07/82133-dokter-detektif-atau-doktif.jpg)
"Pada saat saya review yang pertama, beliau datang ke livestream. Tidak ketemu dengan saya. Yang kedua, review yang kedua, tiba-tiba Attaubah Mufid itu datang ke saya, ngobrol dan mengakui dengan jelas produknya memang overclaim dan overprice. Mengakui, meminta maaf dan ada saksinya," kata Doktif dalam sidang.
Setelah pertemuan itu, Doktif menasihati suami dr Reza Gladys untuk memperbaiki produk dan strategi pemasarannya.
"Sudah, kamu perbaiki dulu produk kamu. Kamu perbaiki, kamu ubah gaya marketing kamu, jangan seperti itu. Karena seolah-olah kamu itu makan di piring orang lapar," ujarnya.
Namun, alih-alih melakukan perbaikan, pihak Reza Gladys justru semakin gencar mendekatinya hingga sempat mendatangi kediamannya tanpa izin.
Doktif menceritakan rasa kesal dan kecewanya atas tindakan yang dianggap tidak beretika tersebut.
Baca Juga: Suami Reza Gladys Keluarga Pangab? Dikaitkan Isu Atur Jaksa di Kasus Nikita Mirzani

"Kenapa kamu kok selalu dengan cara seperti ini? Tiba-tiba nongkrong di depan rumah saya, untuk apa?' Saya bilang seperti itu. Terus dia bilang, 'Kak, kita ada titipan'," imbuhnya.
Karena merasa sangat terganggu dengan berbagai upaya tersebut, Doktif akhirnya setuju untuk bertemu, tetapi hanya dengan Attaubah Mufid di sebuah kafe.
"Karena saya sudah agak terganggu, saya bilang, 'ya sudah, kalau gitu kita ketemu saja', seperti itu. Saya ajakin ketemu, di sini, dan akhirnya saya bilang, 'saya hanya mau ketemu dengan Attaubah Mufid, saya tidak mau ketemu dengan istrinya'," ucap perempuan yang juga sempat berseteru dengan Shella Saukia itu.
Dalam pertemuan tersebut, Mufid menanyakan apa yang bisa mereka lakukan agar Doktif memberikan ulasan yang baik untuk produknya.
"Gimana ya, Kak? Apa sih yang bisa kita lakukan supaya Kakak ini me-review kita yang baik?," tutur Doktif, menirukan kata-kata Attaubah Mufid.
Merasa jengah dan ingin mengakhiri situasi tersebut, Doktif secara iseng menyebut angka fantastis yang ia pikir tidak akan mungkin dipenuhi.
"Akhirnya keluarlah saya ucapan, 'ya sudah, kalau gitu kasih saya Rp20 miliar', seperti itu. Atau Rp20 juta, atau apa gitu, saya lupa persisnya gimana. Karena saya pikir dengan jumlah yang sangat fantastis, kan mungkin dengan begitu ya sudah lah, enggak akan mungkin juga kan seperti itu," kata Doktif.
Namun, dua hari berselang, ia dikejutkan dengan pesan dari Attaubah Mufid yang menyanggupi permintaan tersebut.
"Tiba-tiba dua hari kemudian, saya mendapatkan kabar, cek dari Attaubah Mufid bahwa, 'Kak, saya dan istri bersedia memberikan Rp20 miliar ke Kakak'," ucap Doktif.
Alih-alih senang, Doktif mengaku justru merasa ketakutan setelah menerima kabar tersebut.
Ia mempertanyakan seberapa besar keuntungan produk tersebut hingga rela mengeluarkan uang Rp20 miliar hanya untuk sebuah ulasan.
"Saya ketakutan. Saya takut dong, kok bisa ya mengeluarkan Rp20 miliar untuk produk, berarti seberapa untung produknya dia sampai dia rela mengeluarkan uang Rp20 miliar," ujar Doktif.
Doktif pun menegaskan bahwa ia tidak pernah menagih uang tersebut, dan tetap memilih meminta mereka untuk berbisnis secara jujur.
"Jualan, ya jualan saja. Ngapain kan izin sama saya? Asalkan kamu jualan produk yang tidak overclaim. Jangan membohongi publik terus-menerus. Jangan menjadi rakus, jangan menjadi penjual yang serakah. Jual lah produk yang amanah, jual produk yang tidak overclaim, tidak overprice," tutur Doktif.