Hanung Ngamuk: Bagaimana Film Rp 7 Miliar Bisa Serobot Antrean 200 Judul?

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 11 Agustus 2025 | 19:30 WIB
Hanung Ngamuk: Bagaimana Film Rp 7 Miliar Bisa Serobot Antrean 200 Judul?
kolase Hanung Bramantyo dan film merah putih one for all

Suara.com - Jagat perfilman Indonesia kembali memanas, dan kali ini apinya disulut oleh salah satu sutradara paling senior di negeri ini, Hanung Bramantyo.

Lewat unggahan media sosialnya yang pedas dan blak-blakan, Hanung secara terbuka mengkritik keras sebuah film animasi berjudul "Merah Putih: One For All", yang disebut-sebut diproduksi dengan dana Rp 6,7 miliar sampai Rp7 miliar.

Kritik Hanung tidak hanya berhenti pada kualitas teknis yang ia prediksi akan banyak dikritik, tetapi juga merembet ke pertanyaan yang jauh lebih sensitif yakni bagaimana film ini bisa "menyerobot" antrean tayang di bioskop di tengah ratusan film lain yang menunggu?

Unggahan ini sontak menjadi bola panas yang membongkar diskursus soal standar kualitas dan transparansi di industri sinema Tanah Air.

'Budget 7M Itu Cuma Cukup Buat Cor-coran Kasar!'

Dengan pengalaman puluhan tahun di industri, analisis Hanung Bramantyo terasa tajam dan teknis.

Ia membongkar angka Rp 7 miliar yang bagi orang awam terdengar besar, namun menurutnya sangat mustahil untuk menghasilkan film animasi yang layak tayang di bioskop.

Dalam unggahannya, ia menulis, "Budget 7M untuk Film Animasi, potong pajak 13% kisaran 6M, sekalipun tidak dikorupsi, hasilnya tetap JELEK!!!"

Hanung bahkan memberikan analogi yang mudah dipahami publik:

Baca Juga: 7 Fakta AK-47, Senapan yang 'Nongol' di Film Merah Putih One for All

Menurutnya, budget minimal untuk sebuah film animasi yang layak adalah Rp 30-40 miliar di luar biaya promosi, dengan waktu pengerjaan 4-5 tahun.

Ia menegaskan bahwa dana sebesar itu hanya cukup untuk tahap "Previs (kumpulan storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan Animator)".

Ia menyamakan film dengan budget tersebut seperti membangun rumah yang baru selesai "cor2an kasar", belum dipelur semen dan lantainya pun masih kasar.

Kritik ini seolah menjadi tamparan keras, bukan hanya untuk produser film tersebut, tetapi juga sebagai edukasi bagi publik agar tidak mudah terkesan dengan angka fantastis yang sebenarnya tidak seberapa dalam skala industri animasi global.

Ironi Slot Tayang & Teriakan 'Kopet!' yang Viral

Masalah tidak berhenti pada kualitas. Hanung menaikkan level kritiknya saat mengetahui film tersebut berhasil mendapatkan jadwal tayang di bioskop.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI