5 Musisi dan Label yang Memboikot Spotify, Kritik Sistem Pembagian Royalti

Ferry Noviandi Suara.Com
Kamis, 14 Agustus 2025 | 06:00 WIB
5 Musisi dan Label yang Memboikot Spotify, Kritik Sistem Pembagian Royalti
Sejumlah memilih menarik karyanya dari Spotify, karena menilai pembagian royalti yagn tidak transparan. [Freepik]

Spotify merupakan salah satu platform musik digital terbesar di dunia, menawarkan jutaan lagu lintas genre yang memanjakan para penikmat musik.

Sayangnya belakangan ada cukup banyak musisi dan labet yang memboikot Spotify.

Pemboikotan Spotify oleh para musisi dan label ini disebut-sebut karena sistem yang diterapkan platform tersebut.

Sistem yang dimaksud sendiri diduga adalah soal pembagian royalti yang dinilai tidak adil bagi artis, terutama yang berasal dari jalur independen.

Ketidaknyamanan dari sistem tersebut pada akhirnya membuat sejumlah musisi memilih menarik karya mereka dari Spotify. 

Tak cuma itu saja, mereka bahkan secara terbuka menyuarakan kritik, aksi boikot, serta mengajak publik lebih kritis terhadap cara kerja industri streaming musik. 

Lalu siapa saja musisi dan label yang memboikot Spotify? Ini dia daftarnya.

1. Deerhoof

Musisi dan Label yang Memboikot Spotify.
Musisi dan Label yang Memboikot Spotify.

Musisi yang telah melakukan boikot terhadap Spotify adalah Deerhoof, band eksperimental asal San Francisco, Amerika Serikat.

Band yang terkenal dengan musik unik dan antimainstream ini secara terang-terangan mengkritik Spotify.

Baca Juga: Mita The Virgin Bebaskan Lagunya Diputar di Kafe dan Restoran, Sebut Sebagai Ajang Promosi

Deerhoof menyoroti soal pembagian royalti yang dianggap merugikan artis independen

Kemudian per 30 Juni 2025, mereka mengumumkan di Instagram bahwa seluruh musik mereka ditarik dari Spotify. 

Deerhoof juga menyoroti investasi Spotify di industri militer, yang dinilai bertentangan dengan nilai seni dan kemanusiaan yang mereka junjung.

2. King Gizzard & The Lizard Wizard

Musisi dan Label yang Memboikot Spotify.
Musisi dan Label yang Memboikot Spotify.

King Gizzard & The Lizard Wizard adalah band psychedelic rock asal Melbourne, Australia, ini dikenal produktif dengan basis penggemar setia. 

Band ini bergabung dalam gerakan boikot Spotify sejak Juli 2025 sebagai bentuk solidaritas terhadap musisi lain.

King Gizzard & The Lizard Wizard memboikot Spotify juga sebagai ajang protes atas sistem pembayaran yang dianggap tidak transparan. 

Mereka mendorong penggemar mendukung musisi secara langsung lewat platform yang dinilai lebih adil, seperti Bandcamp. 

Keputusan ini justru mendapat dukungan positif dari para penggemar.

3. Leah Senior

Musisi dan Label yang Memboikot Spotify.
Musisi dan Label yang Memboikot Spotify.

Penyanyi folk asal Australia, Leah Senior memiliki popularitas besar di kalangan pencinta musik independen berkat suara lembut dan lirik puitisnya. 

Namun, Leah menarik seluruh karyanya dari Spotify karena menilai platform tersebut tidak memberikan kompensasi yang layak bagi artis independen. 

Ia secara terbuka menyatakan bahwa prinsip yang ia pegang sebagai musisi tidak sejalan dengan arah bisnis Spotify.

4. David Bridie

Musisi dan Label yang Memboikot Spotify.
Musisi dan Label yang Memboikot Spotify.

David Bridie adalah musisi dan komposer asal Australia yang kerap memadukan musik ambient, world music, dan isu sosial.

David Bridie mengkritik Spotify karena dianggap mengeksploitasi kerja keras musisi, terutama dari jalur independen dan komunitas minoritas. 

Ia mendorong publik untuk lebih memilih platform alternatif yang memberi bayaran lebih adil bagi para kreator.

5. Kalahari Oyster Cult

Musisi dan Label yang Memboikot Spotify.
Musisi dan Label yang Memboikot Spotify.

Lalu ada Kalahari Oyster Cult, label rekaman independen asal Belanda yang menaungi berbagai artis eksperimental dan alternatif. 

Pada 26 Juni lalu, mereka secara kolektif menarik seluruh rilisan dari Spotify.

Langkah Kalahari Oyster Cult ini adalah bentuk protes terhadap model bisnis yang dinilai tidak berkelanjutan untuk musisi kecil. 

Mereka menyoroti fakta bahwa Spotify meraih keuntungan besar dari konten kreator, sementara banyak artis kesulitan bertahan hidup.

Aksi boikot dari musisi hingga label musik ini menjadi semacam sinyal bahwa tidak semua pihak puas dengan layanan streaming musik seperti Spotify. 

Di balik kemudahan aksesnya, terdapat realitas pahit yang dialami banyak artis independen.

Lewat langkah ini, para musisi dan label tersebut ingin menegaskan perlunya keadilan dan penghargaan atas kerja keras para kreator.

Pembagian royalti juga seharusnya dilakukan dengan adil dengan mempertimbangkan kerja keras dan proses kreatif dalam penciptaan karya musik.

Kontributor : Safitri Yulikhah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI