Suara.com - Seminggu sebelum Zara Qairina meninggal dunia, siswi 13 tahun asal Malaysia ini sempat mengadukan masalah serius kepada ibunya.
Pengaduan itu kini dianggap keluarga sebagai salah satu petunjuk penting terkait tekanan yang dialami Zara Qairina di asrama. Siswi yang dikenal taat beribadah itu ternyata sedang diincar oleh seorang kakak kelas atau seniornya.
Masalah ini bermula karena Zara Qairina, sebagai bagian dari tugasnya, mencatat nama-nama siswa yang tidak melaksanakan salat.
Tindakannya itu rupanya memicu kemarahan seorang siswi senior yang merasa tidak terima dan ingin "bertemu" dengan Zara.
"Minggu lalu, Zara memberi tahu ibunya bahwa seorang siswi senior marah karena ia menuliskan nama-nama siswa yang tidak salat, dan ingin 'bertemu' dengan Zara," ungkap kakak Zara Qairina, Syira Leizel Janice Abdullah di Facebook dan hadir pada cuitan akun X milik @/jllmisai pada Kamis, 14 Agustus 2025.

Ancaman terselubung dari senior itu diduga menjadi salah satu puncak dari perundungan yang selama ini dialami Zara Qairina.
Keluarga meyakini percakapan tersebut adalah sinyal bahaya yang sayangnya tidak dapat mereka antisipasi sepenuhnya.
Ibu Zara Qairina sebenarnya pernah datang ke asrama untuk memperingatkan para perundung. Namun, sang putri yang tampak tegar di luar, memilih untuk tetap melanjutkan sekolah dan menanggung semuanya dalam diam.
Kini, pengakuan terakhir Zara kepada ibunya menjadi sebuah penyesalan mendalam bagi keluarga.
Baca Juga: Kronologi Tewasnya Zara Qairina Penuh Kejanggalan, Apa Hasil Investigasi?
Mereka berharap informasi ini dapat menjadi titik terang bagi penyelidik untuk mengusut tuntas siapa saja yang terlibat dalam tekanan mental terhadap Zara Qairina.