Jumlah Penonton Film Merah Putih One for All Hari Pertama di Luar Dugaan, Berapa?

Yohanes Endra Suara.Com
Jum'at, 15 Agustus 2025 | 21:00 WIB
Jumlah Penonton Film Merah Putih One for All Hari Pertama di Luar Dugaan, Berapa?
Jumlah Penonton Film Merah Putih One for All Hari Pertama di Luar Dugaan (YouTube)

Suara.com - Film Merah Putih One for All resmi tayang perdana pada 14 Agustus 2025 dan langsung mencuri perhatian publik.

Bukan karena prestasi gemilang, melainkan angka penonton yang ternyata di luar dugaan.

Menurut data dari Cinepoint, film ini berhasil meraih 720 penonton di hari pertama penayangannya.

Jumlah ini tentu saja memicu beragam komentar di media sosial.

"Film itu dapat 720 mengejutkan sih," tulis seorang netizen dengan nada setengah tak percaya.

Ada juga yang menganggap pencapaian ini sebagai bentuk keberanian.

Warganet bahkan membandingkannya dengan film lain yang sebelumnya memegang "rekor" minim penonton.

Meski menuai banjir kritik sebelum penayangan, ternyata Merah Putih One for All mampu melampaui catatan hari pertama Putri Bintang Lima yang rilis pada 2024.

Cek Fakta Film Merah Putih One for All Berlatar Gudang Senjata (YouTube/perfiki tv)
 Film Merah Putih One for All  (YouTube/perfiki tv)

Saat itu, film yang dibintangi Chicco Kurniawan dan Sitha Marino tersebut hanya mampu meraih 471 penonton pada hari pertama.

Baca Juga: Film Merah Putih One For All Tayang di Mana Saja? Cek Daftar Bioskopnya

Perbandingan ini semakin menarik karena Putri Bintang Lima selama masa tayangnya di bioskop hanya berhasil meraih total 673 penonton.

Film tersebut mengantongi pendapatan kotor sekitar Rp26,92 juta, angka yang sangat kecil untuk standar produksi layar lebar di Indonesia.

Namun, capaian 720 penonton Merah Putih One for All bukan berarti bebas dari sorotan tajam publik.

Justru, kontroversi yang melingkupi film ini membuatnya semakin dibicarakan.

Warganet menilai, rasa penasaran mungkin menjadi salah satu alasan mengapa angka hari pertamanya terbilang "lumayan" dibanding prediksi.

Film ini menghadapi kritik keras dari berbagai sisi. Salah satu sorotan utama adalah kualitas visual yang dianggap jauh dari standar film layar lebar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI