5 Film Kemerdekaan Pengobar Semangat, Pilihan Tepat Nobar Malam Tirakatan 17 Agustus

Sabtu, 16 Agustus 2025 | 15:08 WIB
5 Film Kemerdekaan Pengobar Semangat, Pilihan Tepat Nobar Malam Tirakatan 17 Agustus
Film Soekarno jadi salah satu rekomendasi 5 film kemerdekaan Indonesia yang ampuh kobarkan semangat nasionalisme. (IMDb)

Suara.com - Malam tirakatan jelang 17 Agustus menjadi momen refleksi perjuangan para pahlawan merebut kemerdekaan.

Selain doa bersama dan renungan, nonton bareng (nobar) film bertema perjuangan bisa menjadi cara ampuh untuk menyalakan kembali api nasionalisme.

Menonton film yang mengisahkan Kemerdekaan Indonesia sering dilakukan banyak orang di Indonesia ketika malam 17 Agustus.

Deretan sinema karya anak bangsa ini tidak hanya menyajikan aksi heroik, tetapi juga drama manusiawi yang menggugah emosi dan rasa cinta Tanah Air.

Bagi Anda yang mencari tontonan berkualitas untuk mengisi malam tirakatan bersama keluarga atau warga sekitar, berikut adalah lima rekomendasi film kemerdekaan Indonesia yang dijamin akan mengobarkan semangat juang.

1. Kadet 1947 (2021)

Film ini mengangkat kisah nyata yang jarang diketahui publik, yakni aksi heroik para kadet atau calon penerbang Angkatan Udara di tengah Agresi Militer Belanda I.

Meski minim pengalaman dan peralatan serba terbatas, sekelompok pemuda nekat melancarkan serangan udara balasan ke markas Belanda di Semarang, Ambarawa, dan Salatiga.

Disutradarai Rahabi Mandra dan Aldo Swastia, Kadet 1947 menampilkan semangat "bonek" atau bondo nekat para pemuda.

Baca Juga: Teks Sambutan Malam Tirakatan 17 Agustus Lengkap Disertai Doa Inspiratif

Mereka dihadapkan pada keraguan dari para senior, namun tekad mereka untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia menjadi kekuatan pendorong utama. Film ini menjadi pengingat bahwa keberanian dan cinta pada bangsa adalah milik semua, tak terkecuali anak muda.

2. Merah Putih (2009)

Sebagai pembuka dari "Trilogi Merdeka", film Merah Putih menyuguhkan gambaran perjuangan gerilya pada masa Agresi Militer Belanda I tahun 1947.

Ceritanya berpusat pada lima kadet dengan latar belakang suku, agama, dan sifat yang berbeda-beda. Mereka adalah Amir (Lukman Sardi), Tomas (Donny Alamsyah), Dayan (Teuku Rifnu), Soerono (Zumi Zola), dan Marius (Darius Sinathrya).

Setelah selamat dari serangan Belanda yang membantai rekan-rekan mereka, kelimanya terpaksa bersatu meski konflik internal kerap terjadi.

Adegan demi adegan, dari mulai bergerilya di hutan hingga melakukan aksi serangan balik, turut serta memunculkan jiwa nasionalisme terhadap para penonton yang menyaksikan film ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI