Dedi Mulyadi Jawab Tuduhan Beri Hormat Nyi Roro Kidul saat Kirab HUT RI ke-80: Tidak Ngerti Seni!

Rabu, 20 Agustus 2025 | 10:58 WIB
Dedi Mulyadi Jawab Tuduhan Beri Hormat Nyi Roro Kidul saat Kirab HUT RI ke-80: Tidak Ngerti Seni!
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (YouTube/Deddy Corbuzier)

Suara.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akhirnya angkat bicara mengenai aksinya yang dianggap memberikan bendera merah putih kepada Nyi Roro Kidul sebelum kirab HUT RI ke-80 di Jawa Barat yang menjadi viral dan menuai kontroversi.

Sejumlah media dan warganet menuding Dedi Mulyadi dalam prosesi tersebut memberikan penghormatan kepada Nyi Roro Kidul, karena melibatkan seorang penari perempuan berkostum selayaknya ratu pantai selatan.

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Dedi Mulyadi dengan tegas membantah tudingan tersebut dan menjelaskan makna mendalam di balik prosesi yang disebutnya sebagai tradisi baru di Gedung Pakuan.

"Saya melihat postingan di media sosial dan dimulai oleh salah satu media yang menulis ini (kontennya memberikan hormat kepada perempuan yang diduga mengenakan kostum Nyi Roro Kidul). Ketika upacara dilaksanakan, ada pra-upacara yang dilakukan di gedung pakuan, yaitu penyerahan bendera sang saka merah putih atau bendera pusaka," kata Dedi Mulyadi pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Gubernur Jawa Barat ini menyayangkan adanya media yang salah menginterpretasikan sosok penari tersebut tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu.

Menurutnya, penari itu bukanlah simbol Ratu Pantai Selatan, melainkan representasi dari entitas luhur dalam budaya Sunda.

"Ini tradisi baru, bendera itu diserahkan dalam bentuk kotak kepada seorang penari cantik. Kemudian, ada media yang menulis Nyi Ratu Kidul yang menerima bendera dan apa kaitannya," ujar Dedi Mulyadi.

Pria yang akrab disapa Kang Dedi ini menyebut pihak yang menuduh tidak memahami esensi seni dan budaya Sunda yang ingin diangkatnya.

"Nah ini tidak ngerti seni, harusnya tanya dulu. Itu bukan penari yang melambangkan Nyi Ratu Kidul. Itu penari yang melambangkan Sunan Ambu. Sunan Ambu itu simbol dari tanah bagi masyarakat adat Sunda," ungkapnya.

Baca Juga: Hard Gumay Terawang Hasil Akhir Kasus Nikita Mirzani vs Reza Gladys, Sosok Ini Diprediksi Menang

Lebih jauh, Kang Dedi memaparkan alasan filosofis mengapa 'tanah' menjadi tema utama dalam perayaan kemerdekaan tahun ini.

Menurutnya, Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis serius dalam tata kelola pertanahan yang harus segera diselesaikan.

"Kenapa tanah yang menjadi tema tahun ini? Karena tahun ini tanah mengalami problem yang luar biasa dalam sisi tata kelola. Ada yang tanah, sungai tiba-tiba bersertifikat, ada gunung yang tiba-tiba bersertifikat, ada juga laut yang bersertifikat. Ini kan problem kepemilikan hak atas tanah," jelasnya.

Dedi Mulyadi juga juga menyoroti ketidakadilan dalam kepemilikan lahan serta alih fungsi yang merusak lingkungan.

"Kemudian ada orang yang gak punya tanah sama sekali, terus ada orang yang punya tanah beratus-ratus hektar," kata Dedi Mulyadi.

"Ada juga perubahan peruntukan, ada gunung berubah jadi rumah, ada bantaran sungai berubah menjadi area perdagangan, ada sawah berubah jadi perumahan," lanjutnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI