Suara.com - Musisi Rayen Pono angkat bicara mengenai rencana percepatan untuk menyelesaikan revisi UU Hak Cipta dalam 2 bulan ke depan, guna menyudahi polemik royalti musik.
Mantan personel grup vokal Pasto itu secara tegas menyoroti narasi "direct license" atau pembayaran royalti langsung ke pencipta lagu, yang kini ramai diperbincangkan.
Menurutnya, solusi tersebut belum tentu jadi jawaban atas permasalahan yang ada saat ini.
"Narasi bahwa 'DIRECT LICENSE' adalah solusi terbaik karena cara yang sekarang sudah usang, saya nggak setuju, karena UU-nya belum bilang begitu," tulis Rayen Pono di unggahan Instagram pribadinya, Senin, 25 Agustus 2025.
Pelantun "Tanya Hati" itu menekankan bahwa akar masalahnya bukan terletak pada aturan yang ada.
Persoalan utamanya, menurut Rayen, adalah pada tataran implementasi dari regulasi tersebut.
Dengan demikian, lebih penting menurut Rayen Pono untuk mengedepankan transparansi penuh terkait distribusi royalti.
"Segera putuskan sistem paling 'canggih' dengan spirit desentralisasi, supaya semua transparan terkait distribusi," tuturnya.
Yang tidak kalah penting, Rayen juga mengingatkan agar pemerintah jeli dalam memilih tim perumusan revisi UU Hak Cipta yang diambil dari kalangan pencipta lagu.
Baca Juga: Ari Lasso Lega LMK Dibekukan: Honor Musisi Kafe Dipotong 20 Persen Buat Bayar WAMI
"Jangan serahkan urusan ini sama gerombolan-gerombolan yang sok pintar," tegasnya.
Rayen Pono merasa bahwa seluruh insan musik pada dasarnya adalah korban dari sistem yang tidak berjalan baik.
Jangan sampai, pengesahan revisi UU Hak Cipta nanti cuma menguntungkan segelintir kelompok, yang ia duga ingin mengambil keuntungan pribadi.
"Ini bukan urusan kepentingan segelintir, segerombol, apalagi yang mau dagang sistem, karena kami semua insan musik dengan seluruh keterkaitannya yang sesungguhnya adalah korban!," tutup Rayen Pono dalam keterangannya.