- Harta kekayaan Bebizie disorot usai flexing liburan mewah di Eropa.
- Saat ini, Bebizie menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta.
- Meskipun punya aset banyak, Bebizie juga memiliki utang yang cukup fantastis.
Suara.com - Bebizie sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta sedang menjadi sorotan karena gaya glamornya.
Di saat massa unjuk rasa ke anggota dewan karena dinilai punya tunjangan yang menghabiskan anggaran negara, perempuan bernama asli Sari Sri Mulyati ini malah asyik liburan ke luar negeri.
Namun terbaru, Bebizie sudah mengklarifikasi bahwa dirinya pergi ke luar negeri bukan untuk liburan melainkan mengantar anaknya pergi kuliah.
Terlepas dari itu, beberapa netizen menjadi penasaran berapa harta kekayaan mantan penyanyi dangdut ini.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) miliknya, dia memiliki harta mencapai Rp44,6 miliar.

Angka ini sontak menempatkannya sebagai salah satu pendatang baru terkaya di parlemen, sekaligus membuktikan bahwa pundi-pundi yang dia kumpulkan dari dunia tarik suara dan bisnis bukanlah isapan jempol belaka.
Namun, rincian di balik total kekayaan tersebut menyajikan cerita yang jauh lebih menarik.
Aset terbesar yang menopang kekayaannya datang dari sektor properti.
Perempuan berusia 42 tahun itu tercatat memiliki tanah dan bangunan yang tersebar di empat lokasi strategis, yakni di Kota Jakarta Utara dan Kota Banggai, dengan nilai total gabungan mencapai Rp23 miliar.
Baca Juga: Dari Pedangdut ke DPRD: Bebizie Raih Penghargaan Inspiratif atas Kiprahnya bagi Kaum Perempuan
Investasi di bidang properti ini menjadi fondasi utama dari kekaisaran finansialnya.

Namun, yang paling mencerminkan gaya hidup glamornya adalah koleksi kendaraannya.
Sesuai dengan citranya, garasi miliknya dipenuhi oleh 6 unit mobil dengan nilai keseluruhan yang fantastis, yaitu sebesar Rp5,8 miliar.
Koleksi ini bukan hanya sekadar alat transportasi, melainkan juga penegasan status dan simbol kemewahan yang selama ini melekat pada dirinya.
Tak berhenti di situ, sumber kekayaan lainnya yang tak kalah signifikan adalah harta bergerak lainnya yang nilainya ditaksir mencapai Rp12,3 miliar.
Aset dalam kategori ini sering kali mencakup barang-barang mewah seperti perhiasan, tas bermerek, jam tangan, dan koleksi seni yang selama ini kerap ia tampilkan di media sosial.
Selain itu, likuiditas keuangannya juga terbilang sangat kuat, dengan simpanan kas dan setara kas sebesar Rp6,5 miliar.
Di tengah deretan aset bernilai miliaran tersebut, LHKPN juga mengungkap sisi lain dari neraca keuangannya.
Di balik kemewahan yang terpampang, Bebizie tercatat memiliki utang sebesar Rp3 miliar.
Angka utang yang cukup besar ini menunjukkan adanya aktivitas finansial yang kompleks, di mana utang bisa jadi digunakan sebagai tuas untuk kegiatan bisnis atau investasi lainnya.
Kerier Bebizie
![Bebizie. [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/26/24783-bebizie.jpg)
Bebizie memulai kariernya di dunia hiburan sebagai penyanyi dari panggung ke panggung dan kafe ke kafe.
Sebelum sukses di jalur dangdut, ia bahkan sempat mencoba peruntungan sebagai penyanyi pop, namun merasa kurang cocok.
Namanya mulai dikenal luas setelah merilis lagu "Nyamuk Malam" pada tahun 2013. Lagu ini menjadi viral, juga berkat goyangan khasnya yang diberi nama "Goyangan Nyamuk."
Selain bernyanyi, Bebizie juga pernah menjajal dunia akting. Pada tahun 2016, ia membintangi FTV berjudul "Pernikahanku Ternodai Sejak Awal."
Dia pun kemudian terjun ke dunia politik dengan bergabung Partai Amanat Nasional (PAN).
Pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2024, dia mencalonkan diri sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta.
Bebizie maju dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta 3, yang meliputi wilayah Jakarta Utara (Kecamatan Penjaringan, Pademangan, dan Tanjung Priok).
Bebizie berhasil terpilih dan dilantik sebagai Anggota DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029 dengan memperoleh 15.521 suara di dapilnya.
Setelah dilantik, Bebizie menyatakan komitmennya untuk berjuang mengatasi berbagai masalah masyarakat seperti pengangguran dan perbaikan pelayanan kesehatan.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah